Akhirnya Allah Menyatukan Cinta Kami Seperti Semula Kala (Part 1)
Hati seoarang suami yang tersakiti.
Curhatan Ahmad
dari Sulawesi Tenggara.
Assalamualaikum
Warahmatullah Wa barakatuh..
Pendengar Nurani[1] yang baik. Ini adalah kisah perjalanan hidupku, yang saat ini belum bisa ku lupakan. Aku sadari bahwa sepenggal kisah ini adalah aib bagi keluargaku sendiri. Tetapi ku berharap tersiarnya kisah ku ini, ada sesuatu yang berarti yang dapat dipetik dari kisah ini. Sehingga tidak menjebak kita pada peristiwa yang sama seperti yang saya alami.
Pendengar Nurani[1] yang baik. Ini adalah kisah perjalanan hidupku, yang saat ini belum bisa ku lupakan. Aku sadari bahwa sepenggal kisah ini adalah aib bagi keluargaku sendiri. Tetapi ku berharap tersiarnya kisah ku ini, ada sesuatu yang berarti yang dapat dipetik dari kisah ini. Sehingga tidak menjebak kita pada peristiwa yang sama seperti yang saya alami.
Pendengar
Nurani yang budiman, aku adalah seorang suami dari seorang wanita –Warni-
namanya. Dan juga aku adalah seorang bapak dari seorang putri kecil yang ku
beri nama Nabila. Saat ini usiaku baru menginjak 29 tahun. Dan nabila saat ini
baru berusia 9 bulanan. Jujur, memang aku terlahir dari keluarga yang sangat
sederhana. Dan karena keserdehanaan itu, aku hanya mampu menamatkan pendidikan
ku sampai sekolah tingkat lanjutan pertama. Dan setelahnya, aku meneruskan
pekeerjaan orang tua ku yang sudah puluhan tahun mereka geluti. Yakni, menjadi
seorang kuli pengangkut pasir dari sungai untuk selanjutnya dijual kepada orang
yang membutuhkan.
Memang, sejak dulu aku tidak pernah memimpikan
menjadi seorang suami dan pendamping hidup bagi seorang wanita yang
berketurunan bangsawan seperti warni yang saat ini telah menjalani bahtera
rumah tangga bersamaku selama setahun lebih. Aku bahkan tidak pernah bermimpi
pula menjadi menantu yang serba kecukupan seperti keluarganya warni. Aku hanya berangan-angan mencari pendamping
hidupku kelak. Aku ingin wanita yang biasa-biasa saja yang erajatnya setara
dengan keluargaku. Tidak lebih dari itu, aku hanya berharap bahwa istri ku
dapat menjadi teman bagi ku dalam suka maupun duka. Dan bisa menjadi baik bagi
anak-anak ku. Akan tetapi perjalanan
hidup dan takdir Allah telah membawa kepada sebuah kenyataan, bahwa diusiaku
yang beranjak mulai dewasa, Allah justru
mempertemukan aku dengan seorang wanita. Yang tidak pernah aku impikan sama
sekali. Yang tidak pernah terlintas sama sekali dalam benakku. Dan wanita itu
adalah warni istriku saat ini.
Al Kisah..
Pertama kali aku
bertemu dengan Warni, dia datang bersama 4 kawan lainnya menjalani KKN di
desaku. Mereka adalah mahasiswa KKN fakultas pertanian haluuleo kendari. Mereka
datang menerapkan berbagai kerja lapangan.
Yang menjadi tugas mereka sebagai mahasiswa. Dan sebagai pemuda kampung,
aku bersama teman-teman lainnya memberikan support dan dukungan atas kehadiran
mereka. Dan di kampung aku memang sering dipercayai oleh teman-teman termasuk
aparat desa menemani setiap mahasiswa yang datang melakukan kuliah kerjanya di
desaku. Meskipun semua orang tahu, bahwa aku hanyalah aku hanyalah tamatan SMP.
Dan seperti tahun-tahun sebelumnya aku selalu beusaha menjadi tuan rumah yang
baik buat mereka. Aku berusaha melakukan apapun yang dapat memuluskan tugas-tugas
mereka agar ada kesan istimewa yang mereka bawa pulang setelah berakhir masa
KKNnya. Dan itu juga yang aku lakukan terhadap warni dan kawan-kawannya.
Jujur.. Aku
tidak tahu apakah aku ini lelaki istimewa atau tidak, tetapi yang tidak
kumengerti dari diriku sendiri, bahwa setiap ada mahasiswa KKN dikampungku, pasti
ada saja 1 diantara mereka yang jatuh cinta padaku. Dan jujur aku tidak pernah
berharap itu, bahkan tak pernah terlintas sedikitpun dibenakku untuk
menghipnotis perasaan mereka dengan apapun yang ada pada diriku. Siapalah aku..
sehingga harus berharap lebih dari mereka. Aku hanyalah lelaki biasa yang hanya
tamat SMP dan dari keluarga miskin. Apakah semua karena wajahku? Semoga saja tidak.. Ujarku dalam hati setiap
kali tanya itu berkecamuk didalam hatik.
Dan untuk yang
ketiga kalinya setelah 2 tahun sebelumnya berlalu, kali ini peristiwa itu
kembali terjadi. Dan aku tidak menyangka sama sekali, kalau gadis yang bersimpati
padaku itu adalah warni. Aku baru menyadari semua itu dikala malam perpisahan KKN
mereka yang ditutup oleh kegiatan pentas olah raga dan seni antar remaja muda
mesjid. Aku yang tak menyadari bahwa warni memiliki perasaan istimewa padaku
kuperlakukan dia biasa-biasa saja. Bahkan sikapku paling dingin dengannya
karena aku tahu dan kudengar dia adalah anak orang kaya yang tentu saja
selektif dalam memilih teman. Apalagi teman dekat. Dan itu yang membuat aku
tidak pernah mendekatinya, lagi-lagi aku hanya berkumpul dan bercanda dengan
teman lainya disudut panggung utama sambil bercanda ria dengan beberapa teman
KKNnya, termasuk 2 teman wanitaku dikampung. Semuanya berlalu begitu saja, hingga
tepat pada detik-detik penyerahan hadiah, Warni menemuiku dan menarik tanganku
agak menjauh dari panggung dan keramaian. Aku tidak tahu apa maksudnya, aku
bahkan berkeringat dingin tatkala tanganku ditariknya menjauh dari orang-orang.
Dan aku semakin tak mengerti tatkala sampai di tempat yang agak sedikit jauh dari
panggung utama, dia malah menamparku dan memukul-mukul aku sambil menangis. Aku
dituduhnya lelaki egois, Lelaki sombong dan angkuh. Mendengar semua ucapannya
itu aku semakin gugup dengan nafas tak beraturan karena grogi dengan apa yang
baru saja aku dengar.
Wallahi aku
tidak mengerti maksudnya warni. Ditatapnya mataku dan dia memintaku untuk
menebak apa sebenarnya yang terjadi dengannya malam itu. Aku yang hanya manusia
biasa tentu saja tidak memiliki kemampuan untuk menebak apa yang ada dalam
hatinya. Tapi semakin aku tidak fahami semakin aneh tingkah lakunya warni
dihadapanku. Dikata-katainya aku lelaki bodoh, dan munafik. Hatiku sakit
mendengar semua itu. Apa salahku..? Apa dosaku sehingga kata-kata itu begitu
menyakitkan kudenngar. Hingga akhirnya dengan tangisan yang tersedu, Warni
menyatakan kalau sejak pertama dia datang kekampungku dan bertemu denganku, kehadiranku
telah merampas tidurnya, Keberadaanku telah merebut hatinya. Mendengar semua
itu kurasakan sum-sum tulangku seolah tidak nyambung lagi. Apa aku bermimpi? apa aku sedang mengigau? Aku coba menguatkan
diriku dan menerima kenyataan yang tak pernah kuinginkan ini, aku masih tak
percaya kalau orang yang baru saja menyatakan perasaannya didepanku ini adalah
warni. Seorang wanita berketurunan bangsawan. Lidah ku jadi keluh saat itu, aku
tidak tahu harus berkata apa2 lagi.
Aku bingung
dan sangat bimbang. Akhirnya dengan segenap kekuatanku aku berusaha meredam
semuanya. Dan memberikan jawaban pasti terhadap perasaan warni yang baru saja
aku dengar. ”Dik…e..ee..apa saya tidak salah dengar tadi..?”, tanyaku kewarni..
”Tidak
kak..saya tidak salah ucap dan kk tidak salah dengar…semua ini kenyataan..semua
ini saya katakan karena selama ini kakak terlalu cuek dengan saya, kakak
egois..kakak keterlaluan..”Ujar warni saat itu sambil tersedu mengomentari
pertanyaanku.
Mendengar
pernyataan yang fasih keluar dari bibirnya membuat tubuhkuh semakin bergetar. Aku
masih tidak yakin dengan apa yang baru saja kudengar. Dengan mengumpulkan segala
rasa dihatiku, aku kembali berujar padanya dengan pasti ”dik…jangan kau hinakan
saya dengan semua ini..saya ini miskin..tidak terpelajar seperti kau…, saya
sadari siapa diri saya dan adik siapa..tolong dik..jangan ulangi kata-kata
itu..karena ungkapan adik tadi begitu sangat menyakitkan perasaan saya..apa
kata orang nanti…maafkan saya .bukannya saya tidak mau..tapi ini diluar
logika..mungkin saat ini adik sedang emosi..coba tarik nafasmu dulu dik..dan
renungi lagi apa yang baru saja adik katakan tadi..andai memang adik salah ucap
insya allah semua ini akan menjadi rahasia diantara kita berdua..saya akan
janji akan merahasiakannya…, percayalah..saya tidak akan sebarkan kejadian
malam ini kepada siapapun..”selaku berusaha menyadarkan warni dari ucapannya tadi.
”Tidak kak,
saya tidak sedang emosi..ini perasaan yang tulus dari hati saya..tolong jangan
permalukan saya dengan penolakan ini..saya wanita kak..saya wanita.., asal kakak
tahu untuk semua ini saya rela kehilangan muka saya dihadapan kakak dan
berharap bahwa perasaan saya tidak bertepuk sebelah tangan…” jawab warni lagi
dengan pasti.
Mendengarnya
aku sangat tidak tahu harus berbuat apa ”hhhmmmm…” kutarik nafasku sepanjang2nya
lalu kembali aku berujar ”Dik..…tidak ada yang istimewa dalam diri saya..coba
kau tatap kembali saya dari ujung kaki sampai ujung rambut saya..tidak ada yang
istimewa dalam diri saya..tidak ada dik.., sekali lagi tolong..jangan rendahkan
saya dengan semua ini..saya yakin adik pasti akan mendapatkan orang lain yang
lebih segalanya dari saya..”, ujarku disela ketegangan yang terus merayap dalam
tubuhku..
”Tidak kak..saya
yakin diluar sana saya tidak akan menemukan lelaki lain seitimewa kakak..bagi
saya kakak begitu istimewa..kakak jujur..polos..rajin …taat beribadah dan semua
yang kakak miliki jarang saya temui dalam pemuda-pemuda dijaman
sekarang..tolong kak jangan buat saya lebih malu lagi dengan semua ini
kak,…please…”
Mendengar
semua itu aku semakin menundukkan wajahku, Ya allah apakahi ini kenyataan..?
“Baiklah dik.
Saya terima semua ini. Saya terima semua ini tapi dengan satu syarat..kita
menikah pekan depan. Saya tidak mau ada fitnah diantara kita.. saya tidak
mau..”pintaku kewarni.
”Nikah..?,
pekan depan..?, gak salah tuh kak..? Sela warni menimpali pintaku.
“Yah..kalau
memang semua perasaan yang ada dalam hatimu itu jujur dan tulus.. itu artinya
adik juga siap hidup apa adanya dengan saya… ingat dik.. Saya tidak ingin ada
kata pacaran diantara kita, sebab bila itu terjadi..akan banyak waktu yang akan
kita lewati dengan hal-2 yang tidak bermanfaat..hati kita pasti akan berzina
bila kita belum melegalkan hubungan ini.. Dan saya tidak akan paksa kita kecuali
kita sendiri yang putuskan.. Satu yang ingin saya sampaikan , sekali lagi bahwa
saya tidak mau pacaran…dan bila adik serius dengan semua ini..kita menikah
pekan depan..bagaimana..?”, ujarku dengan pasti sambil membalikan tubuhku
berniat kembali ke kerumunan orang yang lagi menikmati malam penutupan perseni.
Tapi baru
selangkah aku berjalan. Warni menahan tanganku dan berkata. ”Yah.., saya siap
menikah dengan kakak. Sangat siap…kapanpun..kalau Allah izinkan pekan depan
sesuai keinginan kakak kita akan menikah. Tapi tolong temui orang tua saya…”
Mendengar
pernyataan warni aku menarik nafas lega dan kembali berucap..”Insya allah
dik..saya akan temui orang tuamu sekalian bareng adik pulang kekota dan meminta
adik untuk menjadi istri saya dihadapan ortumu… “
Pendengar
nurani yang baik, Jujur saat semuanya
terlanjur terucap dari bibir saya..kepastian untuk menikahi warni.. ada
terbetik rasa cemas jauh direlug hati ini. Apakah warni main-main, apakah dia
serius, apakah saya akan ditolak..?, atau malah saya akan dihinakan…?? Saat itu
aku hanya memanjatkan doa disetiap sujud dan doa-doaku. Agar allah memudahkan
urusan ini. Akhirnya waktu kembalinya mahasiswa KKN itupun tiba. Tak ada satu
pun yang mengetahui tentang kesepakatan antara aku dan warni. Yang tahu semua
itu hanyalah Allah dan kami berdua. Banyak mata memandangi aku saat kepulangan
mereka akupun turut dengan mereka. Tapi semuanya aku berusaha tekan didalam
hatiku yang paling dalam. Orang tuakupun tak tahu mengapa aku ikut dengan
rombongan KKN itu kekota. Aku bahkan hanya membawa 2 potong pakaianku yang
sudah kuanggap paling bagus. Aku hanya berniat bahwa insya allah jika aku pulang
nanti, ada bidadari hatikuku yang akan menemaniku pulang.
Yah.. insya Allah,
perjalanan panjang dan melelahkan itu akhirnya berujung juga. Hari pertama tiba
dikota aku menginap di rumah teman lelakinya warni yang kemarin juga KKn
dikampungku. Amran namanya. Kekaraban yang terjalin dikampung kemarin seolah
membuatku lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan kota. Tapi lagi-lagi
aku masih merahasiakan rencana dan niatku melamar warni. Semuanya berlalu begitu
saja.
Dan akhirnya
waktunyapun tiba. Aku diundang orang tuanya Warni kerumahnya. Nampaknya
undangan itu telah diawali oleh promosi warni tentang siapa diriku dan niat
tulusku didepan orang tuanya.Hingga semuanya terasa begitu mudah, tetapi yang
tidak kumengerti. Didepan pintu rumahnya warni, Warni memberiku sebuah amplop
tebal dan dia menyuruhku membuka isi amplop itu sebelum masuk kedalam rumah. Dengan
dada berdebar aku berusaha membuka amplop itu dan ternyata isinya puluhan
lembar uang seratusan ribu dan sepucuk surat.
Perlahan
kubuka lipatan surat itu dan kubaca isinya dengan keringat dingin yang
membasahi tubuhku.”Wahai lelaki yang telah melumpukan hatiku..bila ayahku
bertanya tentang perasaan kita terhadap saya..katakan saja yang sesungguhnya
apa yang ada dalam hatimu..dan bila dia meminta ongkos nikah 15 juta seperti
yang dia pernah singgung pada saya semalam..maka nyatakanlah kesanggupan
kk..dan gunakanlah uang yang saya kasih ini untuk biaya nikah kita unutuk biaya
nikah kita ..insya allah semuanya cukup..itu uang halal..tabunganku yang aku
simpan selama ini…tapi insya allah ikhlas..dariku bidadari hatimu..”mataku
berkaca-kaca mebaca lembaran surat itu.
Aku tidak
percaya dengan semua ini, aku berusaha menguasai perasaanku. Dan perlahan aku
memasuki rumah megah orang tuanya Warni. pendengar nurani yang budiman. Singkat cerita,
akhirnya kesepakatan nikah itupun tiba. Orang tua warni menerimaku dengan
ongkos nikah yang disebutkan warni tadi. Dan Allah memudahkan segala urusan
kami, hingga akhirnya halal lah warni bagiku.Kami resmi menjadi pasangan suami
istri diawal tahun 2009 kemarin, perjalanan kisah bahagia itu akhirnya kami
lanjutkan sampai kekampung . Aku bahkan tidak percaya, bahwa kini warni yang
kemarin masih belum menjadi mahromku kini telah berada disampingku dan telah
halal dihadpan Allah.
Jujur hampir
tak ada satupun yang percaya bahwa warni telah menjadi istriku, semua begitu
cepat terjadi. Bahkan orangtuaku sekalipun. Tapi dengan surat nikah yang kami
perlihatkan membuat ketidak percayaan itu berubah menajadi anggukan kagum. Meskipun
satu diantara sekian orang masih ada yang bimbang dan ragu. Tapi allah maha
tahu, Dia tahu bahwa kami telah halal antara satu dan lainnya.
Jujur.. Saat
itu aku merasa menjadi lelaki yang paling bahagia didunia ini. Dan itu tak
membuatku berhenti bersyukur pada Allah. Dan subhanallah, sebulan setelah
pernikaahn itu, dalam rahim istriku telah bersemayam amanah Allah buah cinta
kami berdua. Dan dengan seiring bergulirnya waktu alhamdulillah kebahagiaan itu
terus mengalir diantara kami. Hingga waktu terus membawa kehidupan kami pada
kesempurnaan kebahagiaan itu. Yakni kelahiran putri semata wayang kami yang
akhirnya kami beri nama Nabila.
Aku semakin
bahagia menjalani hari-hariku, semangatku untuk mencari rezeki semakin
bertambah. Karena selain istriku ada sikecil yang selalu menjadi penyemangat
buatku untuk tetap semangat dalam menjalani aktifitasku. Meskipun pekerjaan itu
masih tetap sama sepert pekerjaan ku dulu sebelum menikah, yakni menjadi kuli
pasir. Pendegar nurani yang berbagaia. Semula kufikir bahwa kebahagiaan itu
akan selalu bersamaku dan bersama keluargaku. Tetapi ternyata dugaanku salah. Ternyata
aku diuji oleh Allah dengan musibah yang sangat berat sekali.
Ya..inilah
puncak kesedihanku. Aku fikir aku akan tersenyum selamanya, tapi aku salah. Kemalangan
itu berawal ketika warni berniat untuk silaturahmi kerumah orang tuanya. Sebagai
suami yang baik dan menantu yang baik pula, aku berusaha meberikan kebebasan
buat warni untuk mengunjungi ortunya. Dan tak kubiarkan dia pergi sendiri. Aku
mengantarnya dan kutitip sementara pada oratunya hingga dalam waktu yang
diinginkan oleh warni dia minta dijemput, katanya 3 pekan dia disitu. Dengan tidak
ada perasaan cemas dihatiku, aku kembali kekampung dan kembali beraktifitas
seperti biasa setelah mengantar warni kerumah ortunya. Semula aku memang merasa
heran, sebab nabila tidak diajak ibunnya dengan alasan bahwa dia tidak akan
lama dikota dan akan segera pulang. Hari terus bergulir. Warni tinggal dirumah
ortunya dan aku dan nabila tinggal dikampung. Kerinduanku terhadap istriku
tercinta semakin menggebu. Aku sangat rindu padanya..r indu dengan suaranya.. tawanya
dan manjanya padaku selama ini. Aku begitu merindukan segalanya..hingga tiba 3 minggu
berlalu, warni masih berada dirumah ortunya namun tak ada satupun kabar darinya
memintaku untuk dijemput. Padahal dia sudah simpan nomor hp tetanggaku. Aku
juga coba menghubungi hp lewat hp tetangga tapi hpnya tidak pernah aktif. Aku
gelisah..cemas..ada apa dengan istriku..apa dia sehat-sehat saja..?,
Akhirnya, dengan perasaan rindu yang sangat,aku pergi
kekota. Kerumah ortunya warni dengan maksud dan niat menjemputnya kembali.
Perasaanku sangat bahagia. Ketika aku turun dengan menumpangi ojek tepat
didepan rumahnya. Kulihat tak ada yg berubah, semua masih sama. Rumah itu
menyimpan kenangan yg sangat berarti bagiku. Akhirnya kuberanikan diri memasuki
rumah itu, kerumah ortunya istriku. Aku berusaha menyalami rumah itu berharap
warni akan keluar dan akan memeluk aku menumpahkan kerinduan nya padaku karena
sudah 3 pekan sudah lamanya kami berpisah. Dan aku berharap bahwa dia juga
merindukan aku seperti aku yg sangat merindukan dia.., 1., 2..3x aku
mengucapkan salam didepan pintu tetapi tidak ada jawaban. Hingga akhirnya salam
ku yg keempat barulah Warni keluar dari rumah. Dia membuka pintu tetapi tidak
menjawab salamku bahkan dia segera berlalu dari hadapanku. Ada apa ini..?,
Apakah aku salah..?, Apakah kehadiranku tidak diinginkan olehnya? Aku berusaha
untuk berfikir positif saat itu. Mngkin istriku lagi sedih atau lagi punya masalah
dengan ortunya.Aku berusaha mengejarnya, tetapi dia terlanjur masuk kedalam kamarnya
dan menutup pintu rapat-rapat. Aku berusaha mengetuk-ngetuk pintu kamaranya
beberapa kali. Kupanggil dia dengan rasa rinduku. Tetapi alangkah kaget dan
sakitnya hatiku,ketika dia memintaku untuk pergi dari rumah itu dan tidak usah
datang lagi, aku tidak memahami apa yang terjadi padanya. Yang aku tahu bahwa
aku mengantar warni 3 pekan lalu dalam keadaan baik-baik saja dan aku sangat
merindukan dia selama ini. Tetapi mengapa ketika aku akan menjemput
dia..sepertinya semua telah berubah, 100% berubah..
Kudengar dia
berteriak, bahwa dia tidak ingin kembali lagi kerumahku. Bahwa dia tidak ingin
kembali bersamaku. Air mataku menetes. Aku tidak percaya, karena semua ini terucap
dari bibir manisnya. Mengapa semuanya begitu cepat berubah ? Apa salahku ? Apa
dosaku selama ini.. ? Selama ini aku selalu berusaha menjadi suami yang terbaik
buat dia. Aku bahkan tidak pernah menghadirkan cinta yang lain dihatiku. Karena
yang ada dalam hatiku hanyalah dia dan putri kami yang tercinta. Tetapi mengapa
semua ini terjadi..?
Yang membuat
aku semakin sakit dan sangat terpukul, Warni mengungkit-ngungkit kembali semua
yang pernah terjadi diantara kami. Bahwa aku lelaki miskin. Bahwa aku lelaki
yang tidak berpendidikan. Bahkan aku menikahi dia dengan uangnya sendiri, hatiku
sangat hancur saat itu. Kenapa semua itu harus terjadi padaku? Aku berusaha
membujuk dan merayu dia agar dia kembali padaku. Tetapi ternyata usahaku
sia-sia, karena aku tak bisa mebujuknya. Hatinya seolah sudah menjadi keras,
sekeras batu.
”Dik..coba
jelaskan pada kakak apa salah kakak selama ini padamu? Kenapa baru sekarang kau
memprotes.. kenapa baru sekarang kau katakan.. Kalau kau menyesal menikah
dengan kakak..Masih kah kau ingat dulu..? Ketika tak ada cinta dihati kakak
buatmu..? Kau yang menghiba..kau yang memelas..dan kau yang meminta utuk
dicintai..waktu itu kakak berusaha untuk menolak permintaanmu..karena kakak
sadar siapa kakak sebenarnya..kakak sudah berusaha menjelaskan bahwa kakak
adalah pemuda miskin dan tidak berpendidikan. Saat itu apa yg kau katakan pada
kk?? Kau akan menerima kakak apa adanya. Apapun adanya diri kakak.. Bahkan saat
kakak meminta kita menikah secepat mungkin kau mengiyakan semuanya.. Kau sendiri
yg memberikan itu untuk menikahi dirimu
sendiri..Lalu mengapa kau ungkit-ungkit sekarang? Apa kesalahan kakak padamu
dek.? Apa yg kurang.? kakak sadari kakak hanya manusia biasa. kakak tidak punya
pengalaman dalam pekerjaan dan kakak buka siapa2. Tapi tolong kembalilah pada kakak
meskipun kau tidak mencintai kakak..tetapi paling tidak kembalilah untuk
nabila. Atau pulanglah sejenak untuk jemput nabila. Setelah itu kau kembali
lagi kesini. Tidak mengapa dik. Insya allah kakak ikhlas dengan semua ini.Kalau
memang itu adalah pilihanmu,kakak bahkan tidak akan bertanya apa yg menyebabkan
kau jadi beubah seperti ini. Karena kakak telah mengetahui dan sangat
sadar..bahwa ternyata kau tidak bahagia dengan kakak, bahwa ternayta
kemelaratan, kesedrhanaan yg kau rasakan bersama kk tidak dapat membayar
kebahagiaan yang selama ini kau dapatkan dari orang tuamu. kakak ikhlas dengan
semuanya. Tidak mengapa dik bila akhirnya kau harus berpisah dengan kakak. kakak
akan berusaha menjelaskan kepada kedua orang tua kakak bahwa kau lebih bahagia
disini. Bahwa kau lebih merasa tenang disini.
Pendengar
nurani yg baik.. Aku tidak tahu apakah warni mendengarkan keluh kesahku. Apakah
warni mendengarkan jerit dan tangisku. Denga pedih dan rasa sakit hatiku. Aku
berusaha menapaki jalan2 yang sebelumnya telah aku lalui. Air mataku terus
menetes dipipi. Bahkan aku lupa bagaimana rasanya letih. Sebab aku tak lagi
menumpangi ojek. aku bahkan membiarkan kenderaan yang lalu lalalang, aku sangat
sedih. Begitu besar ujian ini ditimpakan padaku..semuanya terjadi begitu
cepat..tetapi berlalu juga dengan begitu cepatnya. Dan hingga hari ini, warni
masih tinggal bersama ortunya. Wallahu a’lam. Apakah semua ini adalah kamuflasenya
dia..atau benar2 kenyataan… tetapi aku telah malu..aku telah sangat malu..
Setiap malam aku sendiri kadang aku menangis sendiri melihat anakku putiri
kecil kami. Kadang dia menangis mencari ibunya..kemana aku harus membawanya pergi.
Agar dia menemukan kembali kasih sayang dari ibunya..Aku hanya berharap.
Semuanya akan berakhir dengan kebahagiaan meskipun saat ini perasaanku sangat
pedih..
Wassalamu
alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Bagaimana
kisah tanggapan si Warni selaku istrinya Ahmad? Apakah Warni seburuk itu? Tunggu
kisah pernyataan istrinya yang begitu menggugah hati di waktu mendatang.. Dan
bagaimana kehidupan mereka berdua setelah itu? Simak kisahnya pada kesempatan
di waktu mendatang.
Bersambung....
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry
[1] Nama sebuah studio radio
0 komentar:
Posting Komentar