Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Senin, 09 Juni 2025

01. Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa' (Penyakit Dan Obatnya) [Daurah Kitab Lampung]



Pengantar Kajian Kitab Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa' (Penyakit dan Obatnya)

 

Kajian ini merupakan sesi pengantar untuk kajian kitab "Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa'" (Penyakit dan Obatnya) karya Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah. Ustadz mengawali kajian dengan mengungkapkan rasa syukur karena dapat mengisi kajian untuk pertama kalinya di Provinsi Lampung, tepatnya di Masjid Al-Hayya, Bandar Lampung ([00:32]). Beliau menekankan pentingnya semangat dalam menuntut ilmu dan tidak menjadikan halangan-halangan kecil seperti hujan sebagai alasan untuk bermalas-malasan, meneladani semangat dakwah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ([02:12]).

 

Kajian ini diawali dengan membahas latar belakang penulisan kitab "Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa'," yang bermula dari sebuah pertanyaan dari seseorang yang diuji dengan musibah besar yang merusak urusan dunia dan akhiratnya ([07:07]). Ustadz kemudian menguraikan hadis fundamental dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang menyatakan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidaklah menurunkan suatu penyakit melainkan Dia juga menurunkan obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu tua (pikun dan renta) ([01:05:24], [01:21:22]).

 

Selanjutnya, dibahas bahwa kejahilan atau kebodohan juga merupakan sebuah penyakit, dan obatnya adalah dengan bertanya kepada ahlinya (ulama) dan semangat dalam menuntut ilmu, sebagaimana dicontohkan oleh para imam besar seperti Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah ([01:30:01], [01:31:11]). Ustadz juga menggarisbawahi bahwa Al-Qur'an merupakan penyembuh (syifa) yang paling utama, baik untuk penyakit rohani maupun jasmani. Keampuhan Al-Qur'an sebagai obat dibuktikan melalui kisah para sahabat yang merukiah seorang pemimpin kabilah yang tersengat hewan beracun hanya dengan membacakan Surah Al-Fatihah hingga sembuh total ([01:59:35]).

 

Terakhir, dijelaskan mengenai syarat-syarat agar pengobatan dengan Al-Qur'an (ruqyah syar'iyyah) dapat efektif. Keefektifan ruqyah tidak hanya bergantung pada ayat-ayat yang dibaca, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama: keyakinan dan penerimaan yang kuat dari orang yang diobati, serta kekuatan iman dan tekad dari orang yang merukiah (peruqyah) ([02:20:14], [02:20:44]). Jika salah satu dari dua faktor ini lemah, maka kesembuhan bisa jadi tertunda.

 

Faidah-Faidah Lengkap dan Detail Beserta Waktunya:

 

1.     Pentingnya Semangat dalam Menuntut Ilmu dan Tidak Mudah Menyerah:

o   Setiap nikmat yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sekecil apapun, akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Hendaknya seorang Muslim tidak menjadikan halangan-halangan kecil (seperti hujan) sebagai alasan untuk tidak menuntut ilmu ([01:43]).

o   Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, meskipun dalam kondisi sakit dan menggigil, tetap diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk bangkit dan berdakwah (Surah Al-Muddatthir). Hal ini menjadi teladan agar kita tidak bermalas-malasan dalam beribadah dan menuntut ilmu ([02:12]).

o   Kebiasaan tidur yang berlebihan (misalnya total 10 jam dalam sehari) dianggap terlalu banyak dan menghabiskan hampir setengah hari, padahal tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([04:15]).

2.     Mengenal Kitab "Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa'" dan Penulisnya:

o   Kitab "Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa'" (Penyakit dan Obatnya) merupakan karya monumental dari Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah, seorang ulama besar dari mazhab Hambali dan merupakan murid kesayangan dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah ([06:09]).

o   Penulisan yang benar adalah "Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah" atau cukup "Ibnul Qayyim" saja ([06:17]).

o   Latar belakang penulisan kitab ini adalah adanya pertanyaan dari seseorang yang diuji dengan musibah besar yang merusak dunia dan akhiratnya, di mana setiap kali ia berusaha menolak musibah tersebut, usahanya justru membuatnya semakin parah ([07:07]).

3.     Prinsip Dasar Pengobatan dalam Islam: Setiap Penyakit Ada Obatnya:

o   Berdasarkan hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dan Imam Muslim dari Jabir Radhiyallahu Anhu, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit kecuali Allah juga menurunkan obatnya." ([01:05:24]).

o   Bahkan penyakit ganas seperti kanker pun diyakini memiliki obatnya, dan obat yang paling efektif adalah Al-Qur'anul Karim. Di Jerman, terapi dengan murattal Al-Qur'an bahkan digunakan untuk membantu penyembuhan kanker ([01:14:05]).

o   Sikap optimis dan prasangka baik kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sangat penting dalam menghadapi penyakit, karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memperlakukan hamba-Nya sesuai dengan prasangka hamba tersebut kepada-Nya ([01:15:00]).

o   Satu-satunya penyakit yang tidak memiliki obat adalah tua (al-haram), yaitu kondisi pikun dan fisik yang sudah sangat renta. Ini adalah ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala bagi seluruh makhluk-Nya ([01:21:22]).

o   Munculnya uban merupakan salah satu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala tentang dekatnya ajal dan merupakan tanda penuaan. Sungguh tercela jika seseorang yang sudah beruban masih gemar melakukan maksiat ([01:26:15], [01:27:55]).

o   Siklus kehidupan manusia yang diciptakan lemah, kemudian menjadi kuat di masa muda, dan kembali lemah di masa tua, membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang sangat lemah di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([01:29:05]).

4.     Obat Penyakit Kejahilan (Kebodohan): Bertanya dan Semangat Belajar:

o   Kejahilan atau kebodohan adalah sebuah penyakit, dan obatnya adalah dengan bertanya kepada ahlinya (para ulama) ([01:30:01]).

o   Para imam besar seperti Imam Malik, Imam Asy-Syafi'i, dan Imam Ahmad Rahimahumullah pada awalnya juga tidak mengetahui apa-apa, namun mereka memiliki semangat belajar yang luar biasa, berbeda dengan kita yang seringkali malas ([01:30:22]).

o   Kisah semangat Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah yang telah hafal kitab Al-Muwatta' karya Imam Malik Rahimahullah sebelum berguru kepadanya, bahkan beliau sampai mencatat ilmu di telapak tangannya karena tidak memiliki kertas, menunjukkan semangatnya yang membara dalam menuntut ilmu ([01:31:11]).

o   Pentingnya untuk mencatat ilmu yang didapat, karena hafalan orang awam pada umumnya mudah hilang. Para ulama hadis memiliki dua metode dalam menjaga hadis, yaitu dengan kekuatan hafalan dan kekuatan catatan ([01:36:27], [01:36:55]).

o   Berdasarkan hadis dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu Anhu mengenai seorang sahabat yang meninggal karena salah fatwa (dianjurkan mandi padahal sedang luka parah), Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Mengapa mereka tidak bertanya jika mereka tidak tahu?" Hal ini menunjukkan betapa bahayanya berfatwa tanpa didasari ilmu ([01:40:23], [01:42:02]).

o   Mengucapkan "Allahu A'lam" (Allah Lebih Mengetahui) ketika tidak mengetahui jawaban suatu permasalahan adalah setengah dari ilmu ([01:43:09]).

o   Kisah Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma yang berhasil meraih kedudukan ilmu yang tinggi adalah karena beliau memiliki "lisan yang gemar bertanya dan hati yang gemar berpikir" ([01:46:24]).

o   Berpikir dalam Islam menggunakan hati (qalb/jantung), bukan hanya otak. Orang yang hatinya kotor (penuh penyakit hasad, dengki, dll.) tidak akan lurus pemikirannya. Kebersihan hati lebih penting daripada kecerdasan otak untuk dapat meraih ilmu yang bermanfaat ([01:47:12], [01:50:02]).

o   Pertanyaan yang diajukan hendaknya pertanyaan yang bermanfaat, bukan pertanyaan yang tidak perlu atau hanya untuk menguji dan menjatuhkan orang lain ([01:51:39]).

5.     Al-Qur'an sebagai Penyembuh (Asy-Syifa):

o   Al-Qur'an merupakan sebab utama kesembuhan bagi manusia ([01:52:59]).

o   Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surah Fussilat ayat 44 bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk (hudan) dan sebab kesembuhan (syifa) bagi orang-orang yang beriman ([01:53:06]).

o   Hikmah diturunkannya Al-Qur'an dalam bahasa Arab adalah karena bahasa Arab bersifat jami' (ringkas namun padat maknanya) dan mampu mencakup segala hal ([01:53:41]).

o   Banyak kaum Muslimin yang tidak mau membuka Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup, atau membukanya namun tidak memahami isinya, sehingga mereka tersesat ([01:56:29]).

o   Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pernah mengadukan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengenai kaumnya yang menjadikan Al-Qur'an sebagai sesuatu yang ditinggalkan (mahjuro) ([01:57:33]).

o   Al-Qur'an juga berfungsi sebagai obat untuk penyakit fisik dan rohani (kejiwaan) ([01:58:48]).

o   Hadis dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu tentang rombongan sahabat yang berhasil merukiah seorang tokoh kampung yang tersengat hewan beracun hanya dengan membacakan Surah Al-Fatihah, dan tokoh tersebut sembuh total, menjadi bukti nyata keampuhan Al-Fatihah sebagai ruqyah syar'iyyah ([01:59:35], [02:04:34]).

o   Para sahabat meminta upah berupa kambing atas jasa ruqyah tersebut karena mereka tidak dijamu sebagai tamu. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam membolehkan upah tersebut dan bahkan meminta bagiannya, yang menunjukkan bahwa menerima upah dari hasil merukiah adalah halal ([02:03:30], [02:06:33]).

o   Surah Al-Fatihah adalah surah yang paling agung di dalam Al-Qur'an, dan Ayat Kursi adalah ayat yang paling agung di dalam Al-Qur'an ([02:08:08]).

o   Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah secara pribadi pernah mengobati dirinya sendiri di Mekah dengan membaca Surah Al-Fatihah dan merasakan dampak kesembuhan yang menakjubkan. Beliau bahkan menyarankan metode ini kepada orang lain yang sakit dan mereka pun sembuh ([02:11:23]).

o   Membaca Al-Qur'an adalah metode terapi yang paling mudah, paling ringan, dan tidak membutuhkan biaya sama sekali ([02:10:46]).

o   Penyakit kejiwaan (seperti stres, depresi, atau gila) rentan didekati oleh setan karena penderitanya cenderung suka menyendiri. Dianjurkan untuk senantiasa berjamaah (seperti shalat berjamaah atau mengikuti kajian ilmu) karena setan akan lebih jauh dari jamaah dan lebih dekat dengan orang yang sendirian ([02:12:32]).

o   Waktu maghrib adalah waktu di mana setan mulai menyebar, sehingga anak-anak harus ditahan di dalam rumah. Sebaliknya, tengah malam adalah waktu di mana malaikat menyebar, dan suara ayam berkokok di malam hari menandakan bahwa ayam tersebut melihat malaikat ([02:20:00]).

6.     Syarat-Syarat Keefektifan Pengobatan dengan Al-Qur'an (Ruqyah):

o   Ayat-ayat Al-Qur'an, hadis-hadis, zikir, dan doa memang merupakan sebab kesembuhan, namun agar efektif, dibutuhkan penerimaan dan keyakinan yang kuat dari orang yang diobati ([02:20:14]).

o   Selain itu, dibutuhkan pula kekuatan tekad dan pengaruh positif dari orang yang merukiah (peruqyah) ([02:20:44]).

o   Kisah Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah yang mengirimkan sandalnya untuk merukiah orang yang kesurupan, dan jin tersebut takut padanya, menunjukkan betapa besar pengaruh dan kekuatan iman seorang peruqyah ([02:21:02]).

o   Kisah Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu yang sangat ditakuti oleh setan menunjukkan kekuatan dan ketegasan imannya. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Tidaklah Umar melewati sebuah jalan (lorong) kecuali setan akan mencari jalan yang lain selain jalannya Umar." ([02:23:17], [02:24:23]).

o   Jika kesembuhan dari ruqyah tertunda, hal itu bisa disebabkan oleh dua faktor utama:

§  Lemahnya pengaruh peruqyah: karena imannya lemah, memiliki sifat penakut, banyak melakukan maksiat, atau suka berbuat zalim ([02:32:25]).

§  Orang yang dirukiah tidak memiliki keyakinan akan sembuh: ia bersikap pesimis dan menolak kesembuhan dari dalam dirinya ([02:32:41]).

o   Dampak ini serupa dengan pengobatan medis/kimiawi; jika pasien tidak yakin atau dokter kurang ahli atau salah memberikan dosis, maka obat tersebut bisa jadi kurang berpengaruh ([02:34:30]).

o   Saat hendak merukiah, penting bagi peruqyah untuk memberikan wejangan dan nasihat terlebih dahulu kepada pasien, mengingatkan bahwa penyakit datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan kesembuhan pun hanya datang dari-Nya ([02:35:12]).

7.     Penutup dan Nasihat Akhir:

o   Ustadz berharap dapat melanjutkan dan menuntaskan kajian kitab "Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa'" ini di kesempatan lain, karena dalam Islam ada prinsip untuk menuntaskan suatu pekerjaan yang sudah dimulai ([02:35:51]).

o   Beliau menganjurkan jamaah untuk memiliki kitab "Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa'" dan rajin mencatat faedah-faedah yang didapat, agar kitab tersebut tidak hanya menjadi pajangan namun benar-benar dipelajari ([02:36:34]).

o   Dari Sesi Tanya Jawab:

§  Mengenai dai yang tidak direkomendasikan: Hendaknya berhati-hati dan tidak cepat memvonis, karena bisa jadi itu adalah bisikan setan untuk memecah belah umat. Selama dai tersebut berada di atas sunnah dan memiliki rekam jejak yang baik, jangan mudah terpengaruh dengan tuduhan negatif. Mengingat hadis tentang vonis kafir, munafik, atau ahli bid'ah yang bisa kembali kepada orang yang memvonis jika tuduhan tersebut tidak benar ([02:40:08]).

§  Mengenai amanah mengurus usaha kakak yang sudah meninggal: Kewenangan dalam mengelola usaha tersebut (termasuk mempekerjakan atau memberhentikan pegawai) bergantung pada akad awal antara yang bertanya dengan almarhum kakaknya. Jika ia hanya sebagai pegawai, maka usaha tersebut adalah harta warisan milik keluarga almarhum ([02:41:40]).

§  Mengenai ruqyah untuk penyakit Skizofrenia: Disarankan untuk terus melanjutkan ruqyah secara kontinyu dan memiliki keyakinan penuh akan datangnya kesembuhan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, merujuk pada hadis bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Pembahasan lebih lanjut mengenai sebab-sebab tertundanya doa atau kesembuhan akan dibahas pada pertemuan berikutnya ([02:42:58]).

Semoga rangkuman dan faidah-faidah ini memberikan manfaat yang besar.

Abdurrahman Al-Amiry adalah seorang penuntut ilmu dan pengkaji islam, serta mudir atau pimpinan ponpes Imam Al-Albani, Prabumulih, Sumsel. Keseharian beliau adalah mengajar dan berdakwah di jalan Allah. Beliau menghabiskan waktu paginya dengan mengajar para santri dan menghabiskan waktu malam dengan berdakwah lepas di berbagai masjid..

0 komentar:

Posting Komentar

Contact Me

Adress

Ma'had Imam Al-Albani, Prabumulih, Sumsel

Phone number

+62 89520172737 (Admin 'Lia')

Website

www.abdurrahmanalamiry.com