02. Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa' (Penyakit Dan Obatnya) [Daurah Kitab Lampung]
Kekuatan Doa dan Sebab-Sebab Tidak Terkabulnya Doa (Lanjutan Kajian Kitab Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa')
Kajian ini
merupakan kelanjutan dari kajian kitab "Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa'" karya
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah, yang masih berfokus pada pembahasan
pengantar mengenai kekuatan doa dan faktor-faktor yang menyebabkan sebuah doa
tidak dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([00:34], [01:09]).
Ustadz
menjelaskan bahwa doa merupakan sebab yang paling kuat untuk menolak berbagai
hal yang tidak disukai, seperti musibah, bala, dan ujian ([01:26]), sekaligus menjadi sebab terkuat untuk
mendatangkan hal-hal yang diinginkan, seperti ilmu yang bermanfaat, rezeki yang
halal, dan harta yang berkah ([01:37]). Namun, terkadang doa tidak terkabul
karena beberapa faktor, di antaranya: lemahnya doa itu sendiri (misalnya
mengandung unsur permusuhan atau kezaliman), lemahnya hati orang yang berdoa
(tidak khusyuk dan tidak fokus), serta adanya berbagai penghalang seperti
mengonsumsi makanan dan minuman yang haram, perbuatan zalim, noda-noda maksiat
yang menutupi hati, kelalaian akibat syahwat, dan terlalu banyak senda gurau
yang tidak bermanfaat ([02:03], [02:37], [04:36]).
Kajian ini
menggarisbawahi bahwa doa adalah senjata bagi orang beriman ([01:38:15]). Terdapat tiga kondisi doa dalam
menghadapi musibah: doa lebih kuat dari musibah sehingga musibah tertolak; doa
lebih lemah dari musibah namun dapat meringankannya; atau doa seimbang dengan
musibah sehingga keduanya saling beradu ([01:41:09], [01:43:03], [01:43:31]). Untuk itu, bersungguh-sungguh dan
merengek dalam berdoa sangat dianjurkan karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala
mencintai hamba-Nya yang demikian ([01:59:34], [02:00:08]). Seseorang juga tidak boleh
tergesa-gesa dalam menunggu terkabulnya doa ([02:27:07]).
Di akhir
pembahasan, Ustadz memaparkan faktor-faktor penting yang dapat mempercepat
terkabulnya doa, seperti kehadiran hati, berdoa di waktu-waktu mustajab,
khusyuk, menghadap kiblat, dalam keadaan suci, mengangkat kedua tangan, memuji
Allah dan bershalawat kepada Nabi sebelum berdoa, bertawasul dengan cara yang
syar'i, serta mendahului doa dengan sedekah ([02:38:07] - [02:48:48]). Selain itu, disebutkan pula beberapa
doa yang mengandung Ismullahil A'zham (nama Allah yang paling agung)
yang jika diucapkan, kemungkinan besar doa akan dikabulkan ([02:51:17]).
Faidah-Faidah
Lengkap dan Detail Beserta Waktunya:
1.
Doa sebagai Sebab Terkuat dalam Kehidupan:
o Doa adalah sebab
terkuat untuk menolak hal-hal yang tidak disukai, seperti musibah, bala, dan
berbagai macam ujian hidup ([01:26]).
o Contohnya adalah Nabi
Yusuf Alaihissalam yang berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dari godaan
perbuatan zina dengan ucapan "Ma'adzallah" (Aku berlindung kepada
Allah) ([05:25], [07:08]).
o Doa juga merupakan
sebab terkuat untuk mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan, seperti ilmu,
rezeki, harta, dan kebaikan lainnya ([01:37], [09:53]).
o Allah Subhanahu Wa
Ta'ala memerintahkan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam untuk senantiasa
berdoa, "Wa qul Rabbi zidni 'ilma" (Dan katakanlah, 'Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku ilmu') ([01:10:17]).
o Contoh doa Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam untuk seorang sahabat yang syahwatnya
bergejolak: "Allahumma thahhir qalbah, wa hashshin farjah, waghfir
dzanbah" (Ya Allah, sucikanlah hatinya, lindungilah kemaluannya, dan
ampunilah dosa-dosanya). Setelah didoakan, keinginan sahabat tersebut untuk
berzina hilang sama sekali ([08:57]).
2.
Sebab-Sebab Tidak Dikabulkannya Doa:
o Lemahnya Doa Itu
Sendiri: Doa tersebut
mengandung hal-hal yang tidak disukai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, seperti
doa untuk keburukan, kezaliman, atau permusuhan ([02:03]).
o Lemahnya Hati dan
Tidak Adanya Kekhusyukan:
Hati yang tidak khusyuk, tidak fokus, dan lalai kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala saat berdoa menjadi salah satu sebab utama doa tidak dikabulkan.
Contohnya adalah orang yang pikirannya melayang-layang saat sedang salat ([02:37], [02:57], [01:15:20]).
o Adanya Penghalang
(Mawani'): Beberapa
penghalang terkabulnya doa antara lain: mengonsumsi makanan, minuman, dan
pakaian dari sumber yang haram; berbuat zalim kepada sesama makhluk; adanya
noda-noda maksiat yang menutupi hati; kelalaian yang disebabkan oleh syahwat;
dan terlalu banyak melakukan senda gurau yang tidak bermanfaat ([04:36]).
3.
Dampak Buruk Mengonsumsi yang Haram:
o Allah Subhanahu Wa
Ta'ala adalah Dzat Yang Maha Baik (At-Thayyib) dan hanya menerima hal-hal yang
baik saja ([01:16:33]).
o Allah Subhanahu Wa
Ta'ala memerintahkan orang-orang mukmin dan juga para rasul untuk senantiasa
memakan makanan yang baik-baik (halal dan thayyib) ([01:17:18]).
o Hadis tentang seorang
laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, dalam keadaan kusut masai, lalu ia
mengangkat tangannya ke langit sambil berdoa "Ya Rabbi, Ya Rabbi",
namun doanya tidak dikabulkan karena makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya
haram, dan gizinya berasal dari yang haram ([01:18:28]).
o Kehidupan yang terasa
sulit dan ditimpa banyak musibah bisa jadi disebabkan oleh seringnya
mengonsumsi sesuatu yang haram, seperti dari hasil riba (pinjaman online, bank
ribawi) ([01:23:25], [01:25:10]).
o Kisah nyata seorang
mantan kepala cabang bank ribawi yang keluarganya sering sakit-sakitan dan
hartanya tidak berkah. Setelah ia keluar dari pekerjaan ribawi tersebut,
hidupnya menjadi lebih tenang dan penuh berkah ([01:26:01]).
o Daging yang tumbuh
dari harta yang haram tidak akan masuk surga ([01:29:10]).
o Kisah Bani Israil di
masa lalu yang doanya tertolak karena tubuh mereka najis, tangan mereka telah
menumpahkan darah, dan rumah mereka dipenuhi dengan makanan haram ([01:30:30]).
o Hati yang kotor
karena dipenuhi dengan maksiat dan dosa akan membuat doa sulit untuk dikabulkan
([01:36:35]).
4.
Doa sebagai Obat dan Senjata Orang Mukmin:
o Doa adalah obat yang
paling bermanfaat dan merupakan musuh utama bagi bala atau musibah ([01:37:45]).
o Doa memiliki tiga
fungsi dalam menghadapi musibah: menolak bala sebelum terjadi, menghilangkan
bala yang sudah terjadi, atau meringankan musibah jika bala lebih kuat dari doa
([01:37:55]).
o Doa adalah senjata
bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana hadis Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi Wasallam: "Ad-du'a'u silahu al-mukmin" (Doa adalah senjata
orang mukmin) ([01:38:15], [01:39:09]).
o Kewaspadaan tidak
bisa menolak takdir, namun doa bisa bermanfaat untuk musibah yang sudah turun
maupun yang belum turun ([01:44:25]).
o Kemenangan fenomenal
kaum Muslimin dalam Perang Badar adalah berkat doa Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi Wasallam yang sangat khusyuk ([01:45:36]), sedangkan kekalahan di awal Perang
Uhud disebabkan oleh maksiat sebagian kaum Muslimin ([01:49:15]).
o Doa dapat merubah
takdir yang telah tercatat di lembaran catatan para malaikat ([01:55:26]).
o Tidak ada yang dapat
menambah umur seseorang kecuali perbuatan baik (ketaatan kepada Allah Subhanahu
Wa Ta'ala) ([01:57:04]).
o Rezeki seseorang
dapat terhalang karena dosa yang ia lakukan ([01:58:30]).
5.
Pentingnya Bersungguh-sungguh dan Yakin dalam Berdoa:
o Bersungguh-sungguh
atau merengek (al-ilhah) dalam berdoa adalah obat yang sangat bermanfaat
([01:59:34]). Allah
Subhanahu Wa Ta'ala sangat mencintai hamba-hamba-Nya yang merengek dalam berdoa
([02:00:08]).
o Kisah Umar bin
Khattab Radhiyallahu Anhu yang dikenal sebagai pribadi yang tegar namun mudah
menangis ketika berada di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([02:01:08]).
o Berdoalah dengan
penuh keyakinan bahwa doa tersebut akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa
Ta'ala ([01:12:53]). Allah
Subhanahu Wa Ta'ala tidak menyukai doa yang dipanjatkan dengan
setengah-setengah atau tanpa keyakinan ([01:13:23]).
o Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Jika kalian meminta kepada Allah,
maka mintalah surga Firdaus yang paling tinggi." Ini menunjukkan
pentingnya memiliki cita-cita dan keyakinan yang tinggi dalam berdoa ([01:14:01]).
o Jangan merasa lemah
atau putus asa dalam berdoa, karena tidak ada seorang pun yang akan binasa
selama ia masih mau berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([02:09:05]).
o Curhat atau
mengadulah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bukan kepada manusia ([02:10:11]).
o Jangan tergesa-gesa
dalam menunggu terkabulnya doa. Doa akan senantiasa dikabulkan selama tidak
tergesa-gesa dan tidak mengandung dosa atau pemutus tali silaturahim ([02:27:07]). Kisah Khabbab ibn al-Arat
Radhiyallahu Anhu yang disiksa dengan kejam, namun Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi Wasallam masih menegurnya karena terkesan tergesa-gesa dalam meminta
pertolongan ([02:29:20]).
o Cobaan ekonomi yang
kita hadapi tidak seberat cobaan para sahabat, seperti Abu Hurairah
Radhiyallahu Anhu yang mengikat tiga batu di perutnya karena sangat lapar,
sementara Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mengikat empat batu ([02:33:25], [02:36:16]).
6.
Faktor-faktor Penting Terkabulnya Doa:
1.
Kehadiran hati dan konsentrasi penuh saat berdoa ([02:38:07]).
2.
Berdoa pada waktu-waktu yang mustajab, seperti sepertiga
malam terakhir, antara adzan dan iqamah, setelah selesai salat fardu, saat imam
naik mimbar pada hari Jumat, dan di akhir waktu setelah Ashar pada hari Jumat
([02:38:33]).
3.
Kekhusyukan hati dan merasa hancur serta hina diri di
hadapan keagungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([02:42:06]).
4.
Menghadap ke arah kiblat ([02:42:47]).
5.
Dalam kondisi suci dari hadas kecil dan besar (taharah) ([02:43:05]).
6.
Mengangkat kedua tangan saat berdoa ([02:43:15]).
7.
Memulai doa dengan memuji Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
kemudian bershalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, dan
beristigfar atau bertaubat sebelum menyampaikan permohonan ([02:43:41]).
8.
Bersungguh-sungguh dan merayu Allah Subhanahu Wa Ta'ala
dengan penuh harapan dan rasa takut ([02:46:21]).
9.
Bertawasul (menggunakan perantara) dengan cara yang syar'i,
seperti bertawasul dengan nama-nama Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang agung atau
dengan amal saleh yang pernah dilakukan. Bukan tawasul yang bersifat bid'ah
atau syirik ([02:46:35]).
10.
Mendahului doa dengan bersedekah ([02:48:48]).
7.
Doa-doa yang Mengandung Ismullahil A'zham (Nama
Allah yang Paling Agung):
o Doa yang mengandung Ismullahil
A'zham sangat mungkin untuk dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([02:51:17]).
o Doa pertama yang
disebutkan: "Allahumma inni as'aluka bi anni asyhadu annaka Antallah, la
ilaha illa Anta Al-Ahad Ash-Shamad Alladzi lam yalid wa lam yulad wa lam
yakullahu kufuwan ahad." ([02:51:59]).
o Doa kedua yang
disebutkan: "Allahumma inni as'aluka bi anna lakal hamd, la ilaha illa
Anta, Al-Mannan, Badi'us samawati wal ard, Ya Dzal Jalali wal Ikram, Ya Hayyu
Ya Qayyum." ([02:55:10]).
o Ismullahil A'zham juga terdapat dalam dua ayat Al-Qur'an:
Surah Al-Baqarah ayat 163 ("Wa ilahukum ilahun wahid, la ilaha illa Huwar
Rahmanur Rahim") dan pembuka Surah Ali Imran ("Alif Lam Mim, Allahu
la ilaha illa Huwal Hayyul Qayyum.") ([02:56:35]).
o Perbedaan antara
Ar-Rahman dan Ar-Rahim: Ar-Rahman adalah sifat rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala
yang umum untuk seluruh makhluk (mukmin dan kafir) di dunia, sedangkan Ar-Rahim
adalah sifat rahmat-Nya yang khusus untuk orang-orang beriman di akhirat kelak
([02:57:13]).
o Dianjurkan untuk
senantiasa mengucapkan "Ya Dzal Jalali wal Ikram" dalam berdoa ([03:00:13]).
8.
Hukum Berbohong:
o Tidak boleh berbohong
atas nama orang lain, bahkan untuk tujuan kebaikan, kecuali dalam tiga kondisi
yang diperbolehkan oleh syariat:
1.
Suami berbohong kepada istrinya untuk menjaga keharmonisan
rumah tangga (bukan untuk menutupi perselingkuhan atau kezaliman) ([02:13:37]).
2.
Dalam kondisi perang (sebagai bentuk strategi atau tipu
muslihat) ([02:14:18]).
3.
Untuk mendamaikan dua orang Muslim yang sedang bertengkar
(ishlah) ([02:14:27]).
Semoga rangkuman dan faidah-faidah ini memberikan manfaat yang besar.
0 komentar:
Posting Komentar