Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Senin, 09 Juni 2025

03. Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa' (Penyakit Dan Obatnya) [Daurah Kitab Lampung]
 


Kekuatan Doa Saat Menghadapi Kesulitan dan Gundah Gulana (Lanjutan Kajian Kitab Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa')

Kajian kitab "Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa'" karya Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah kali ini membahas secara spesifik mengenai kekuatan doa dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup dan rasa gundah gulana. Kajian ini diadakan pada waktu yang tidak biasa, yaitu setelah shalat Ashar, menunjukkan pentingnya memanfaatkan setiap kesempatan untuk menuntut ilmu ([00:14]).

Ustadz mengawali dengan menjelaskan salah satu doa yang dibaca oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ketika beliau mengalami pusing dan gundah-gulana, yaitu dengan mengangkat kepala ke langit dan mengucapkan "Ya Hayyu ya Qayyum" (Wahai Zat Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri). Doa ini merupakan obat yang ampuh bagi penyakit fisik maupun pikiran yang sedang penat ([02:29]). Dalam doa lainnya, "Ya Hayyu ya Qayyum birahmatika astaghits" (Wahai Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan), terkandung pelajaran mengenai tawasul yang disyariatkan (masyru'), yaitu bertawasul dengan nama dan sifat Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([04:26]).

Selanjutnya, dibahas mengenai hakikat ujian hidup yang pasti akan dialami oleh setiap mukmin, sebagai cara Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk mengangkat derajat dan menghapus dosa-dosa mereka ([21:57]). Beberapa doa yang diajarkan oleh para nabi ketika menghadapi kesulitan juga dipaparkan, seperti doa Nabi Musa Alaihissalam dan doa yang diajarkan kepada Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu ([25:50], [26:56]). Salah satu doa yang paling komprehensif untuk menghilangkan kesedihan dan kegundahan juga dijelaskan secara rinci, di mana di dalamnya terkandung pengakuan akan keesaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan permohonan agar Al-Qur'an dijadikan sebagai penyejuk hati ([30:28]).

Kisah menakjubkan dari seorang sahabat bernama Abu Muallaq al-Anshari Radhiyallahu Anhu yang diselamatkan dari perampok berkat doanya yang tulus menjadi bukti nyata bahwa doa orang yang berada dalam kondisi terdesak (mutar) sangat mudah dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([39:44], [56:26]). Terakhir, Ustadz meluruskan pemahaman mengenai hubungan antara doa dan takdir. Doa bukanlah sesuatu yang menentang takdir, melainkan bagian dari takdir itu sendiri. Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menetapkan segala sesuatu beserta sebab-sebabnya, dan doa adalah salah satu sebab terkuat untuk meraih apa yang diinginkan dan menolak apa yang tidak disukai ([01:07:05]). Para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sangat memahami konsep ini, sehingga mereka begitu bersemangat dalam berdoa sekaligus berikhtiar ([01:21:16]).

Faidah-Faidah Lengkap dan Detail Beserta Waktunya:

1.     Doa Saat Kesulitan dan Gundah-Gulana:

o   Ketika Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mengalami pusing atau rasa gundah-gulana, beliau akan mengangkat kepalanya ke langit dan berdoa dengan sungguh-sungguh, salah satunya dengan mengucapkan "Ya Hayyu ya Qayyum" (Wahai Zat Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri). Doa ini dapat menjadi obat bagi penyakit fisik maupun pikiran yang sedang penat ([02:29]).

2.     Tawasul yang Disyariatkan (Masyru'):

o   Doa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, "Ya Hayyu ya Qayyum birahmatika astaghits" (Wahai Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan), menunjukkan contoh tawasul yang disyariatkan, yaitu bertawasul (mengambil perantara) dengan nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([04:26]).

o   Tawasul terbagi menjadi tiga jenis: tawasul masyru' (disyariatkan, seperti dengan nama Allah, amal saleh, atau meminta doa orang saleh yang masih hidup), tawasul bid’i (bidah, seperti tawasul dengan kedudukan nabi), dan tawasul syirki (syirik, seperti meminta kepada orang yang sudah meninggal). Penting untuk memahami perbedaan ini agar tidak terjerumus pada kesyirikan ([04:57]).

3.     Ujian Hidup dan Perlindungan dari Tetangga Buruk:

o   Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menghadapi ujian hidup yang sangat berat, dan umatnya pun pasti akan diuji oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kesabaran adalah kunci dalam menghadapi segala cobaan, termasuk ujian dari tetangga yang berakhlak buruk ([06:35]).

o   Terdapat doa khusus untuk memohon perlindungan dari tetangga yang buruk: "Allahumma inni a'udzubika min jaris su'" (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang berakhlak buruk) ([07:29]).

4.     Hikmah di Balik Musibah dan Sakit:

o   Musibah dan ujian adalah cara Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk mengangkat derajat dan menghapus dosa-dosa seorang mukmin. Bahkan duri kecil yang menusuk kaki pun dapat menjadi sebab terhapusnya dosa ([21:57]).

o   Saat sakit, seorang mukmin harus senantiasa optimis. Jika ia meninggal dalam keadaan sakitnya, ia akan mendapatkan pahala syahid (tergantung jenis penyakitnya dan kesabarannya). Jika ia sembuh, maka dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([22:40]).

o   Ketika menjenguk orang sakit atau bertakziah, hendaknya selalu mengucapkan hal-hal yang baik dan mendoakan kebaikan, karena malaikat akan mengamini setiap ucapan yang keluar dari lisan kita ([24:30]).

5.     Doa-doa Para Nabi Saat Menghadapi Kesulitan:

o   Nabi Musa Alaihissalam mengajarkan doa yang bisa dihafal dan diamalkan saat menghadapi kesulitan: "La ilaha illallahul azimul halim, la ilaha illallah rabbul arsyil azim, la ilaha illallah rabbus samawati saba' wa rabbul ardi wa rabbul arsyil karim." ([25:50]).

o   Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebuah doa saat menghadapi kesulitan: "La ilaha illallahul halimul karim, subhanallahi wa tabarakallahu rabbul arsyil azim, walhamdulillahi rabbil alamin." ([26:56]).

6.     Jumlah Nama-Nama Allah (Asmaul Husna) Lebih dari 99:

o   Jumlah nama-nama Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang baik (Asmaul Husna) tidak hanya terbatas pada 99 nama, tetapi lebih banyak dari itu dan hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang mengetahui jumlah pastinya. Angka 99 merujuk pada nama-nama yang disebutkan secara khusus dalam hadis, namun masih banyak nama-nama lain yang disembunyikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam ilmu gaib-Nya ([28:15]).

7.     Doa Penghilang Kesedihan dan Gundah yang Komprehensif:

o   Terdapat doa yang sangat agung yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam untuk menghilangkan kesedihan dan kegundahan: "Allahumma inni abduk, ibnu abdika, ibnu amatika, nasiibi biyadika, madhin fi hukmuka, 'adlun fi qadha'uka. As'aluka bikulli ismin huwa laka sammayta bihi nafsaka aw anzaltahu fi kitabika aw 'allamtahu ahadan min khalqika aw ista'tharta bihi fi 'ilmil ghaibi 'indaka an taj'alal Qur'ana rabial qalbi, wa nura sadri, wa jala'a huzni, wa dzahaba hammi." (Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku padaku. Ketetapan-Mu adil padaku. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau Engkau ajarkan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, atau Engkau simpan dalam ilmu ghaib di sisi-Mu, agar Engkau menjadikan Al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, pelenyap kesedihanku, dan penghilang kegelisahanku). Barangsiapa membaca doa ini, Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan menghilangkan kesedihannya dan menggantikannya dengan kebahagiaan ([30:28]).

o   Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan umatnya untuk menghafal dan mempelajari doa penghilang kesedihan ini karena manfaatnya yang sangat besar ([36:55]).

8.     Manfaat Bertasbih Saat Ditimpa Musibah:

o   Para nabi senantiasa bertasbih (mengucapkan "Subhanallah") ketika mereka ditimpa musibah yang berat. Ucapan tasbih juga dianjurkan untuk diucapkan saat kita mendapatkan atau melihat sesuatu hal yang tidak disukai ([38:40]).

9.     Kisah Abu Muallaq al-Anshari dan Doa yang Dikabulkan Saat Terdesak:

o   Seorang pedagang yang juga ahli ibadah, Abu Muallaq al-Anshari Radhiyallahu Anhu, pernah dirampok dan diancam akan dibunuh. Ia meminta izin untuk melaksanakan salat empat rakaat terlebih dahulu. Dalam sujud terakhirnya, ia berdoa dengan doa yang sangat tulus: "Ya Wadud, Ya Wadud, Ya Dzal Arsyil Majid, Ya Fa'aalul lima yurid, As'aluka bi'izzatikal ladzi la yuram, wa mulkikal ladzi la yudham, wa binurika alladzi mala'a arkana arsyika, an takfiyani syarra hadzal lish. Ya Mughits, aghitsni." (Wahai Dzat Yang Maha Pengasih, Wahai Dzat Yang Maha Pengasih, Wahai Pemilik 'Arsy yang Mulia, Wahai Dzat Yang Maha Melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Aku memohon kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu yang tidak terkalahkan, dengan kerajaan-Mu yang tidak terampas, dan dengan cahaya-Mu yang memenuhi pilar-pilar 'Arsy-Mu, agar Engkau melindungiku dari kejahatan perampok ini. Wahai Dzat Yang Maha Penolong, tolonglah aku). Doa ini ia ulang sebanyak tiga kali, dan seketika itu juga Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengutus seorang malaikat penunggang kuda untuk menolongnya dan membunuh perampok tersebut ([39:44]).

10.                        Pengabulan Doa Saat Kondisi Darurat (Mutar):

o   Doa orang yang berada dalam kondisi darurat atau sangat terdesak (mutar) lebih mudah untuk dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hal ini karena dalam kondisi tersebut, seseorang akan berdoa dengan penuh kejujuran, kepasrahan, dan mengesampingkan segala bentuk kesyirikan. Bahkan jika yang berdoa adalah orang kafir, doanya bisa dikabulkan karena faktor keterdesakan ini ([56:26]).

o   Terkabulnya doa di sekitar kuburan orang-orang yang dianggap saleh bukanlah karena keramatnya kuburan tersebut, melainkan seringkali karena kondisi pemohon yang sedang sangat terdesak. Jangan menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah atau perayaan, karena hal tersebut dapat menjerumuskan pada kesyirikan ([01:00:51]).

11.                        Doa sebagai Senjata Mukmin dan Syarat Keefektifannya:

o   Doa dan permohonan perlindungan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala diibaratkan seperti sebuah senjata. Kekuatan senjata ini sangat bergantung pada tiga hal: kesempurnaan senjata itu sendiri (doa yang sesuai syariat), kekuatan orang yang memegangnya (keimanan dan keyakinan pemohon), dan tidak adanya penghalang (seperti dosa dan maksiat) ([01:04:28]).

12.                        Hubungan Antara Doa dengan Takdir:

o   Doa bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan takdir, melainkan merupakan bagian dari takdir Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu sendiri. Takdir Allah Subhanahu Wa Ta'ala memang sudah ditetapkan, tetapi ditetapkan beserta sebab-sebabnya. Doa adalah salah satu sebab terkuat untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan menolak apa yang tidak disukai ([01:07:05]).

o   Terdapat takdir yang tercatat di lauhil mahfuz yang tidak akan pernah berubah, dan ada pula takdir yang dicatat oleh para malaikat (seperti rezeki, ajal, amal, dan nasib kebahagiaan/kesengsaraan) yang bisa berubah dengan sebab-sebab tertentu, seperti silaturahim yang dapat memanjangkan umur atau sedekah yang dapat menolak bala ([01:18:49]).

o   Para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sangat memahami konsep ini, sehingga mereka begitu bersemangat dalam berdoa sekaligus berikhtiar karena mereka yakin bahwa takdir Allah Subhanahu Wa Ta'ala ditetapkan dengan sebab-sebabnya, dan doa adalah salah satu sebab yang sangat kuat ([01:21:16]).

Semoga rangkuman dan faidah-faidah ini memberikan manfaat yang besar.

Abdurrahman Al-Amiry adalah seorang penuntut ilmu dan pengkaji islam, serta mudir atau pimpinan ponpes Imam Al-Albani, Prabumulih, Sumsel. Keseharian beliau adalah mengajar dan berdakwah di jalan Allah. Beliau menghabiskan waktu paginya dengan mengajar para santri dan menghabiskan waktu malam dengan berdakwah lepas di berbagai masjid..

0 komentar:

Posting Komentar

Contact Me

Adress

Ma'had Imam Al-Albani, Prabumulih, Sumsel

Phone number

+62 89520172737 (Admin 'Lia')

Website

www.abdurrahmanalamiry.com