Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Abdurrahman Al-Amiry

Siapa Abdurrahman Al-Amiry?

Abdurrahman Al-Amiry adalah seorang penuntut ilmu dan pengkaji islam, serta mudir atau pimpinan ponpes Imam Al-Albani, Prabumulih, Sumsel. Keseharian beliau adalah mengajar dan berdakwah di jalan Allah. Beliau menghabiskan waktu paginya dengan mengajar para santri dan menghabiskan waktu malam dengan berdakwah lepas di berbagai masjid.

My project
Dakwah Dan Kajian Rutin

Selalu menyebarkan dakwah di setiap waktunya, baik pagi, siang, ataupun malam dengan meminta bantuan dan pertolongan dari Alla azza wa jalla.

Perubahan Kepada Yang Lebih Baik

Selalu melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar agar masyarakat menjadi ummat yang jauh lebih baik sesuai tuntunan dan ajaran Rasulullah.

Makalah Ilmiah

Membuat artikel ilmiah berkenaan masalah agama islam, baik mengenai akidah, fiqh, hadits, ataupun materi-materi agama lainnya.

Update Ilmu Agama

Melakukan update setiap waktunya dengan share postingan setiap hari di Media sosial ataupun grup whatsapp.

Peningkatan Kualitas Konten

Abdurrahmanalamiry.com akan berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas konten baik makalah ilmiah ataupun video kajian.

Video Kajian

Al-Amiry TV akan selalu mengupload kajian rutin setiap harinya di berbagai channel milik ustadz Abdurrahman Al-Amiry.

Recent Works

03. Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa' (Penyakit Dan Obatnya) [Daurah Kitab Lampung]

 


Kekuatan Doa Saat Menghadapi Kesulitan dan Gundah Gulana (Lanjutan Kajian Kitab Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa')

Kajian kitab "Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa'" karya Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah kali ini membahas secara spesifik mengenai kekuatan doa dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup dan rasa gundah gulana. Kajian ini diadakan pada waktu yang tidak biasa, yaitu setelah shalat Ashar, menunjukkan pentingnya memanfaatkan setiap kesempatan untuk menuntut ilmu ([00:14]).

Ustadz mengawali dengan menjelaskan salah satu doa yang dibaca oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ketika beliau mengalami pusing dan gundah-gulana, yaitu dengan mengangkat kepala ke langit dan mengucapkan "Ya Hayyu ya Qayyum" (Wahai Zat Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri). Doa ini merupakan obat yang ampuh bagi penyakit fisik maupun pikiran yang sedang penat ([02:29]). Dalam doa lainnya, "Ya Hayyu ya Qayyum birahmatika astaghits" (Wahai Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan), terkandung pelajaran mengenai tawasul yang disyariatkan (masyru'), yaitu bertawasul dengan nama dan sifat Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([04:26]).

Selanjutnya, dibahas mengenai hakikat ujian hidup yang pasti akan dialami oleh setiap mukmin, sebagai cara Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk mengangkat derajat dan menghapus dosa-dosa mereka ([21:57]). Beberapa doa yang diajarkan oleh para nabi ketika menghadapi kesulitan juga dipaparkan, seperti doa Nabi Musa Alaihissalam dan doa yang diajarkan kepada Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu ([25:50], [26:56]). Salah satu doa yang paling komprehensif untuk menghilangkan kesedihan dan kegundahan juga dijelaskan secara rinci, di mana di dalamnya terkandung pengakuan akan keesaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan permohonan agar Al-Qur'an dijadikan sebagai penyejuk hati ([30:28]).

Kisah menakjubkan dari seorang sahabat bernama Abu Muallaq al-Anshari Radhiyallahu Anhu yang diselamatkan dari perampok berkat doanya yang tulus menjadi bukti nyata bahwa doa orang yang berada dalam kondisi terdesak (mutar) sangat mudah dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([39:44], [56:26]). Terakhir, Ustadz meluruskan pemahaman mengenai hubungan antara doa dan takdir. Doa bukanlah sesuatu yang menentang takdir, melainkan bagian dari takdir itu sendiri. Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menetapkan segala sesuatu beserta sebab-sebabnya, dan doa adalah salah satu sebab terkuat untuk meraih apa yang diinginkan dan menolak apa yang tidak disukai ([01:07:05]). Para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sangat memahami konsep ini, sehingga mereka begitu bersemangat dalam berdoa sekaligus berikhtiar ([01:21:16]).

Faidah-Faidah Lengkap dan Detail Beserta Waktunya:

1.     Doa Saat Kesulitan dan Gundah-Gulana:

o   Ketika Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mengalami pusing atau rasa gundah-gulana, beliau akan mengangkat kepalanya ke langit dan berdoa dengan sungguh-sungguh, salah satunya dengan mengucapkan "Ya Hayyu ya Qayyum" (Wahai Zat Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri). Doa ini dapat menjadi obat bagi penyakit fisik maupun pikiran yang sedang penat ([02:29]).

2.     Tawasul yang Disyariatkan (Masyru'):

o   Doa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, "Ya Hayyu ya Qayyum birahmatika astaghits" (Wahai Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan), menunjukkan contoh tawasul yang disyariatkan, yaitu bertawasul (mengambil perantara) dengan nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([04:26]).

o   Tawasul terbagi menjadi tiga jenis: tawasul masyru' (disyariatkan, seperti dengan nama Allah, amal saleh, atau meminta doa orang saleh yang masih hidup), tawasul bid’i (bidah, seperti tawasul dengan kedudukan nabi), dan tawasul syirki (syirik, seperti meminta kepada orang yang sudah meninggal). Penting untuk memahami perbedaan ini agar tidak terjerumus pada kesyirikan ([04:57]).

3.     Ujian Hidup dan Perlindungan dari Tetangga Buruk:

o   Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menghadapi ujian hidup yang sangat berat, dan umatnya pun pasti akan diuji oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kesabaran adalah kunci dalam menghadapi segala cobaan, termasuk ujian dari tetangga yang berakhlak buruk ([06:35]).

o   Terdapat doa khusus untuk memohon perlindungan dari tetangga yang buruk: "Allahumma inni a'udzubika min jaris su'" (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang berakhlak buruk) ([07:29]).

4.     Hikmah di Balik Musibah dan Sakit:

o   Musibah dan ujian adalah cara Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk mengangkat derajat dan menghapus dosa-dosa seorang mukmin. Bahkan duri kecil yang menusuk kaki pun dapat menjadi sebab terhapusnya dosa ([21:57]).

o   Saat sakit, seorang mukmin harus senantiasa optimis. Jika ia meninggal dalam keadaan sakitnya, ia akan mendapatkan pahala syahid (tergantung jenis penyakitnya dan kesabarannya). Jika ia sembuh, maka dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([22:40]).

o   Ketika menjenguk orang sakit atau bertakziah, hendaknya selalu mengucapkan hal-hal yang baik dan mendoakan kebaikan, karena malaikat akan mengamini setiap ucapan yang keluar dari lisan kita ([24:30]).

5.     Doa-doa Para Nabi Saat Menghadapi Kesulitan:

o   Nabi Musa Alaihissalam mengajarkan doa yang bisa dihafal dan diamalkan saat menghadapi kesulitan: "La ilaha illallahul azimul halim, la ilaha illallah rabbul arsyil azim, la ilaha illallah rabbus samawati saba' wa rabbul ardi wa rabbul arsyil karim." ([25:50]).

o   Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebuah doa saat menghadapi kesulitan: "La ilaha illallahul halimul karim, subhanallahi wa tabarakallahu rabbul arsyil azim, walhamdulillahi rabbil alamin." ([26:56]).

6.     Jumlah Nama-Nama Allah (Asmaul Husna) Lebih dari 99:

o   Jumlah nama-nama Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang baik (Asmaul Husna) tidak hanya terbatas pada 99 nama, tetapi lebih banyak dari itu dan hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang mengetahui jumlah pastinya. Angka 99 merujuk pada nama-nama yang disebutkan secara khusus dalam hadis, namun masih banyak nama-nama lain yang disembunyikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam ilmu gaib-Nya ([28:15]).

7.     Doa Penghilang Kesedihan dan Gundah yang Komprehensif:

o   Terdapat doa yang sangat agung yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam untuk menghilangkan kesedihan dan kegundahan: "Allahumma inni abduk, ibnu abdika, ibnu amatika, nasiibi biyadika, madhin fi hukmuka, 'adlun fi qadha'uka. As'aluka bikulli ismin huwa laka sammayta bihi nafsaka aw anzaltahu fi kitabika aw 'allamtahu ahadan min khalqika aw ista'tharta bihi fi 'ilmil ghaibi 'indaka an taj'alal Qur'ana rabial qalbi, wa nura sadri, wa jala'a huzni, wa dzahaba hammi." (Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku padaku. Ketetapan-Mu adil padaku. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau Engkau ajarkan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, atau Engkau simpan dalam ilmu ghaib di sisi-Mu, agar Engkau menjadikan Al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, pelenyap kesedihanku, dan penghilang kegelisahanku). Barangsiapa membaca doa ini, Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan menghilangkan kesedihannya dan menggantikannya dengan kebahagiaan ([30:28]).

o   Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan umatnya untuk menghafal dan mempelajari doa penghilang kesedihan ini karena manfaatnya yang sangat besar ([36:55]).

8.     Manfaat Bertasbih Saat Ditimpa Musibah:

o   Para nabi senantiasa bertasbih (mengucapkan "Subhanallah") ketika mereka ditimpa musibah yang berat. Ucapan tasbih juga dianjurkan untuk diucapkan saat kita mendapatkan atau melihat sesuatu hal yang tidak disukai ([38:40]).

9.     Kisah Abu Muallaq al-Anshari dan Doa yang Dikabulkan Saat Terdesak:

o   Seorang pedagang yang juga ahli ibadah, Abu Muallaq al-Anshari Radhiyallahu Anhu, pernah dirampok dan diancam akan dibunuh. Ia meminta izin untuk melaksanakan salat empat rakaat terlebih dahulu. Dalam sujud terakhirnya, ia berdoa dengan doa yang sangat tulus: "Ya Wadud, Ya Wadud, Ya Dzal Arsyil Majid, Ya Fa'aalul lima yurid, As'aluka bi'izzatikal ladzi la yuram, wa mulkikal ladzi la yudham, wa binurika alladzi mala'a arkana arsyika, an takfiyani syarra hadzal lish. Ya Mughits, aghitsni." (Wahai Dzat Yang Maha Pengasih, Wahai Dzat Yang Maha Pengasih, Wahai Pemilik 'Arsy yang Mulia, Wahai Dzat Yang Maha Melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Aku memohon kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu yang tidak terkalahkan, dengan kerajaan-Mu yang tidak terampas, dan dengan cahaya-Mu yang memenuhi pilar-pilar 'Arsy-Mu, agar Engkau melindungiku dari kejahatan perampok ini. Wahai Dzat Yang Maha Penolong, tolonglah aku). Doa ini ia ulang sebanyak tiga kali, dan seketika itu juga Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengutus seorang malaikat penunggang kuda untuk menolongnya dan membunuh perampok tersebut ([39:44]).

10.                        Pengabulan Doa Saat Kondisi Darurat (Mutar):

o   Doa orang yang berada dalam kondisi darurat atau sangat terdesak (mutar) lebih mudah untuk dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hal ini karena dalam kondisi tersebut, seseorang akan berdoa dengan penuh kejujuran, kepasrahan, dan mengesampingkan segala bentuk kesyirikan. Bahkan jika yang berdoa adalah orang kafir, doanya bisa dikabulkan karena faktor keterdesakan ini ([56:26]).

o   Terkabulnya doa di sekitar kuburan orang-orang yang dianggap saleh bukanlah karena keramatnya kuburan tersebut, melainkan seringkali karena kondisi pemohon yang sedang sangat terdesak. Jangan menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah atau perayaan, karena hal tersebut dapat menjerumuskan pada kesyirikan ([01:00:51]).

11.                        Doa sebagai Senjata Mukmin dan Syarat Keefektifannya:

o   Doa dan permohonan perlindungan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala diibaratkan seperti sebuah senjata. Kekuatan senjata ini sangat bergantung pada tiga hal: kesempurnaan senjata itu sendiri (doa yang sesuai syariat), kekuatan orang yang memegangnya (keimanan dan keyakinan pemohon), dan tidak adanya penghalang (seperti dosa dan maksiat) ([01:04:28]).

12.                        Hubungan Antara Doa dengan Takdir:

o   Doa bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan takdir, melainkan merupakan bagian dari takdir Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu sendiri. Takdir Allah Subhanahu Wa Ta'ala memang sudah ditetapkan, tetapi ditetapkan beserta sebab-sebabnya. Doa adalah salah satu sebab terkuat untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan menolak apa yang tidak disukai ([01:07:05]).

o   Terdapat takdir yang tercatat di lauhil mahfuz yang tidak akan pernah berubah, dan ada pula takdir yang dicatat oleh para malaikat (seperti rezeki, ajal, amal, dan nasib kebahagiaan/kesengsaraan) yang bisa berubah dengan sebab-sebab tertentu, seperti silaturahim yang dapat memanjangkan umur atau sedekah yang dapat menolak bala ([01:18:49]).

o   Para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sangat memahami konsep ini, sehingga mereka begitu bersemangat dalam berdoa sekaligus berikhtiar karena mereka yakin bahwa takdir Allah Subhanahu Wa Ta'ala ditetapkan dengan sebab-sebabnya, dan doa adalah salah satu sebab yang sangat kuat ([01:21:16]).

Semoga rangkuman dan faidah-faidah ini memberikan manfaat yang besar.

02. Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa' (Penyakit Dan Obatnya) [Daurah Kitab Lampung]




Kekuatan Doa dan Sebab-Sebab Tidak Terkabulnya Doa (Lanjutan Kajian Kitab Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa')

Kajian ini merupakan kelanjutan dari kajian kitab "Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa'" karya Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah, yang masih berfokus pada pembahasan pengantar mengenai kekuatan doa dan faktor-faktor yang menyebabkan sebuah doa tidak dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([00:34], [01:09]).

Ustadz menjelaskan bahwa doa merupakan sebab yang paling kuat untuk menolak berbagai hal yang tidak disukai, seperti musibah, bala, dan ujian ([01:26]), sekaligus menjadi sebab terkuat untuk mendatangkan hal-hal yang diinginkan, seperti ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan harta yang berkah ([01:37]). Namun, terkadang doa tidak terkabul karena beberapa faktor, di antaranya: lemahnya doa itu sendiri (misalnya mengandung unsur permusuhan atau kezaliman), lemahnya hati orang yang berdoa (tidak khusyuk dan tidak fokus), serta adanya berbagai penghalang seperti mengonsumsi makanan dan minuman yang haram, perbuatan zalim, noda-noda maksiat yang menutupi hati, kelalaian akibat syahwat, dan terlalu banyak senda gurau yang tidak bermanfaat ([02:03], [02:37], [04:36]).

Kajian ini menggarisbawahi bahwa doa adalah senjata bagi orang beriman ([01:38:15]). Terdapat tiga kondisi doa dalam menghadapi musibah: doa lebih kuat dari musibah sehingga musibah tertolak; doa lebih lemah dari musibah namun dapat meringankannya; atau doa seimbang dengan musibah sehingga keduanya saling beradu ([01:41:09], [01:43:03], [01:43:31]). Untuk itu, bersungguh-sungguh dan merengek dalam berdoa sangat dianjurkan karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala mencintai hamba-Nya yang demikian ([01:59:34], [02:00:08]). Seseorang juga tidak boleh tergesa-gesa dalam menunggu terkabulnya doa ([02:27:07]).

Di akhir pembahasan, Ustadz memaparkan faktor-faktor penting yang dapat mempercepat terkabulnya doa, seperti kehadiran hati, berdoa di waktu-waktu mustajab, khusyuk, menghadap kiblat, dalam keadaan suci, mengangkat kedua tangan, memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi sebelum berdoa, bertawasul dengan cara yang syar'i, serta mendahului doa dengan sedekah ([02:38:07] - [02:48:48]). Selain itu, disebutkan pula beberapa doa yang mengandung Ismullahil A'zham (nama Allah yang paling agung) yang jika diucapkan, kemungkinan besar doa akan dikabulkan ([02:51:17]).

Faidah-Faidah Lengkap dan Detail Beserta Waktunya:

1.     Doa sebagai Sebab Terkuat dalam Kehidupan:

o   Doa adalah sebab terkuat untuk menolak hal-hal yang tidak disukai, seperti musibah, bala, dan berbagai macam ujian hidup ([01:26]).

o   Contohnya adalah Nabi Yusuf Alaihissalam yang berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dari godaan perbuatan zina dengan ucapan "Ma'adzallah" (Aku berlindung kepada Allah) ([05:25], [07:08]).

o   Doa juga merupakan sebab terkuat untuk mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan, seperti ilmu, rezeki, harta, dan kebaikan lainnya ([01:37], [09:53]).

o   Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam untuk senantiasa berdoa, "Wa qul Rabbi zidni 'ilma" (Dan katakanlah, 'Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu') ([01:10:17]).

o   Contoh doa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam untuk seorang sahabat yang syahwatnya bergejolak: "Allahumma thahhir qalbah, wa hashshin farjah, waghfir dzanbah" (Ya Allah, sucikanlah hatinya, lindungilah kemaluannya, dan ampunilah dosa-dosanya). Setelah didoakan, keinginan sahabat tersebut untuk berzina hilang sama sekali ([08:57]).

2.     Sebab-Sebab Tidak Dikabulkannya Doa:

o   Lemahnya Doa Itu Sendiri: Doa tersebut mengandung hal-hal yang tidak disukai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, seperti doa untuk keburukan, kezaliman, atau permusuhan ([02:03]).

o   Lemahnya Hati dan Tidak Adanya Kekhusyukan: Hati yang tidak khusyuk, tidak fokus, dan lalai kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala saat berdoa menjadi salah satu sebab utama doa tidak dikabulkan. Contohnya adalah orang yang pikirannya melayang-layang saat sedang salat ([02:37], [02:57], [01:15:20]).

o   Adanya Penghalang (Mawani'): Beberapa penghalang terkabulnya doa antara lain: mengonsumsi makanan, minuman, dan pakaian dari sumber yang haram; berbuat zalim kepada sesama makhluk; adanya noda-noda maksiat yang menutupi hati; kelalaian yang disebabkan oleh syahwat; dan terlalu banyak melakukan senda gurau yang tidak bermanfaat ([04:36]).

3.     Dampak Buruk Mengonsumsi yang Haram:

o   Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah Dzat Yang Maha Baik (At-Thayyib) dan hanya menerima hal-hal yang baik saja ([01:16:33]).

o   Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan orang-orang mukmin dan juga para rasul untuk senantiasa memakan makanan yang baik-baik (halal dan thayyib) ([01:17:18]).

o   Hadis tentang seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, dalam keadaan kusut masai, lalu ia mengangkat tangannya ke langit sambil berdoa "Ya Rabbi, Ya Rabbi", namun doanya tidak dikabulkan karena makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan gizinya berasal dari yang haram ([01:18:28]).

o   Kehidupan yang terasa sulit dan ditimpa banyak musibah bisa jadi disebabkan oleh seringnya mengonsumsi sesuatu yang haram, seperti dari hasil riba (pinjaman online, bank ribawi) ([01:23:25], [01:25:10]).

o   Kisah nyata seorang mantan kepala cabang bank ribawi yang keluarganya sering sakit-sakitan dan hartanya tidak berkah. Setelah ia keluar dari pekerjaan ribawi tersebut, hidupnya menjadi lebih tenang dan penuh berkah ([01:26:01]).

o   Daging yang tumbuh dari harta yang haram tidak akan masuk surga ([01:29:10]).

o   Kisah Bani Israil di masa lalu yang doanya tertolak karena tubuh mereka najis, tangan mereka telah menumpahkan darah, dan rumah mereka dipenuhi dengan makanan haram ([01:30:30]).

o   Hati yang kotor karena dipenuhi dengan maksiat dan dosa akan membuat doa sulit untuk dikabulkan ([01:36:35]).

4.     Doa sebagai Obat dan Senjata Orang Mukmin:

o   Doa adalah obat yang paling bermanfaat dan merupakan musuh utama bagi bala atau musibah ([01:37:45]).

o   Doa memiliki tiga fungsi dalam menghadapi musibah: menolak bala sebelum terjadi, menghilangkan bala yang sudah terjadi, atau meringankan musibah jika bala lebih kuat dari doa ([01:37:55]).

o   Doa adalah senjata bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana hadis Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam: "Ad-du'a'u silahu al-mukmin" (Doa adalah senjata orang mukmin) ([01:38:15], [01:39:09]).

o   Kewaspadaan tidak bisa menolak takdir, namun doa bisa bermanfaat untuk musibah yang sudah turun maupun yang belum turun ([01:44:25]).

o   Kemenangan fenomenal kaum Muslimin dalam Perang Badar adalah berkat doa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang sangat khusyuk ([01:45:36]), sedangkan kekalahan di awal Perang Uhud disebabkan oleh maksiat sebagian kaum Muslimin ([01:49:15]).

o   Doa dapat merubah takdir yang telah tercatat di lembaran catatan para malaikat ([01:55:26]).

o   Tidak ada yang dapat menambah umur seseorang kecuali perbuatan baik (ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala) ([01:57:04]).

o   Rezeki seseorang dapat terhalang karena dosa yang ia lakukan ([01:58:30]).

5.     Pentingnya Bersungguh-sungguh dan Yakin dalam Berdoa:

o   Bersungguh-sungguh atau merengek (al-ilhah) dalam berdoa adalah obat yang sangat bermanfaat ([01:59:34]). Allah Subhanahu Wa Ta'ala sangat mencintai hamba-hamba-Nya yang merengek dalam berdoa ([02:00:08]).

o   Kisah Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu yang dikenal sebagai pribadi yang tegar namun mudah menangis ketika berada di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([02:01:08]).

o   Berdoalah dengan penuh keyakinan bahwa doa tersebut akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([01:12:53]). Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak menyukai doa yang dipanjatkan dengan setengah-setengah atau tanpa keyakinan ([01:13:23]).

o   Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Jika kalian meminta kepada Allah, maka mintalah surga Firdaus yang paling tinggi." Ini menunjukkan pentingnya memiliki cita-cita dan keyakinan yang tinggi dalam berdoa ([01:14:01]).

o   Jangan merasa lemah atau putus asa dalam berdoa, karena tidak ada seorang pun yang akan binasa selama ia masih mau berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([02:09:05]).

o   Curhat atau mengadulah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bukan kepada manusia ([02:10:11]).

o   Jangan tergesa-gesa dalam menunggu terkabulnya doa. Doa akan senantiasa dikabulkan selama tidak tergesa-gesa dan tidak mengandung dosa atau pemutus tali silaturahim ([02:27:07]). Kisah Khabbab ibn al-Arat Radhiyallahu Anhu yang disiksa dengan kejam, namun Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam masih menegurnya karena terkesan tergesa-gesa dalam meminta pertolongan ([02:29:20]).

o   Cobaan ekonomi yang kita hadapi tidak seberat cobaan para sahabat, seperti Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang mengikat tiga batu di perutnya karena sangat lapar, sementara Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mengikat empat batu ([02:33:25], [02:36:16]).

6.     Faktor-faktor Penting Terkabulnya Doa:

1.                 Kehadiran hati dan konsentrasi penuh saat berdoa ([02:38:07]).

2.                 Berdoa pada waktu-waktu yang mustajab, seperti sepertiga malam terakhir, antara adzan dan iqamah, setelah selesai salat fardu, saat imam naik mimbar pada hari Jumat, dan di akhir waktu setelah Ashar pada hari Jumat ([02:38:33]).

3.                 Kekhusyukan hati dan merasa hancur serta hina diri di hadapan keagungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([02:42:06]).

4.                 Menghadap ke arah kiblat ([02:42:47]).

5.                 Dalam kondisi suci dari hadas kecil dan besar (taharah) ([02:43:05]).

6.                 Mengangkat kedua tangan saat berdoa ([02:43:15]).

7.                 Memulai doa dengan memuji Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kemudian bershalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, dan beristigfar atau bertaubat sebelum menyampaikan permohonan ([02:43:41]).

8.                 Bersungguh-sungguh dan merayu Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan penuh harapan dan rasa takut ([02:46:21]).

9.                 Bertawasul (menggunakan perantara) dengan cara yang syar'i, seperti bertawasul dengan nama-nama Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang agung atau dengan amal saleh yang pernah dilakukan. Bukan tawasul yang bersifat bid'ah atau syirik ([02:46:35]).

10.            Mendahului doa dengan bersedekah ([02:48:48]).

7.     Doa-doa yang Mengandung Ismullahil A'zham (Nama Allah yang Paling Agung):

o   Doa yang mengandung Ismullahil A'zham sangat mungkin untuk dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([02:51:17]).

o   Doa pertama yang disebutkan: "Allahumma inni as'aluka bi anni asyhadu annaka Antallah, la ilaha illa Anta Al-Ahad Ash-Shamad Alladzi lam yalid wa lam yulad wa lam yakullahu kufuwan ahad." ([02:51:59]).

o   Doa kedua yang disebutkan: "Allahumma inni as'aluka bi anna lakal hamd, la ilaha illa Anta, Al-Mannan, Badi'us samawati wal ard, Ya Dzal Jalali wal Ikram, Ya Hayyu Ya Qayyum." ([02:55:10]).

o   Ismullahil A'zham juga terdapat dalam dua ayat Al-Qur'an: Surah Al-Baqarah ayat 163 ("Wa ilahukum ilahun wahid, la ilaha illa Huwar Rahmanur Rahim") dan pembuka Surah Ali Imran ("Alif Lam Mim, Allahu la ilaha illa Huwal Hayyul Qayyum.") ([02:56:35]).

o   Perbedaan antara Ar-Rahman dan Ar-Rahim: Ar-Rahman adalah sifat rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang umum untuk seluruh makhluk (mukmin dan kafir) di dunia, sedangkan Ar-Rahim adalah sifat rahmat-Nya yang khusus untuk orang-orang beriman di akhirat kelak ([02:57:13]).

o   Dianjurkan untuk senantiasa mengucapkan "Ya Dzal Jalali wal Ikram" dalam berdoa ([03:00:13]).

8.     Hukum Berbohong:

o   Tidak boleh berbohong atas nama orang lain, bahkan untuk tujuan kebaikan, kecuali dalam tiga kondisi yang diperbolehkan oleh syariat:

1.     Suami berbohong kepada istrinya untuk menjaga keharmonisan rumah tangga (bukan untuk menutupi perselingkuhan atau kezaliman) ([02:13:37]).

2.     Dalam kondisi perang (sebagai bentuk strategi atau tipu muslihat) ([02:14:18]).

3.     Untuk mendamaikan dua orang Muslim yang sedang bertengkar (ishlah) ([02:14:27]).

Semoga rangkuman dan faidah-faidah ini memberikan manfaat yang besar.

01. Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa' (Penyakit Dan Obatnya) [Daurah Kitab Lampung]



Pengantar Kajian Kitab Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa' (Penyakit dan Obatnya)

 

Kajian ini merupakan sesi pengantar untuk kajian kitab "Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa'" (Penyakit dan Obatnya) karya Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah. Ustadz mengawali kajian dengan mengungkapkan rasa syukur karena dapat mengisi kajian untuk pertama kalinya di Provinsi Lampung, tepatnya di Masjid Al-Hayya, Bandar Lampung ([00:32]). Beliau menekankan pentingnya semangat dalam menuntut ilmu dan tidak menjadikan halangan-halangan kecil seperti hujan sebagai alasan untuk bermalas-malasan, meneladani semangat dakwah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ([02:12]).

 

Kajian ini diawali dengan membahas latar belakang penulisan kitab "Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa'," yang bermula dari sebuah pertanyaan dari seseorang yang diuji dengan musibah besar yang merusak urusan dunia dan akhiratnya ([07:07]). Ustadz kemudian menguraikan hadis fundamental dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang menyatakan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidaklah menurunkan suatu penyakit melainkan Dia juga menurunkan obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu tua (pikun dan renta) ([01:05:24], [01:21:22]).

 

Selanjutnya, dibahas bahwa kejahilan atau kebodohan juga merupakan sebuah penyakit, dan obatnya adalah dengan bertanya kepada ahlinya (ulama) dan semangat dalam menuntut ilmu, sebagaimana dicontohkan oleh para imam besar seperti Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah ([01:30:01], [01:31:11]). Ustadz juga menggarisbawahi bahwa Al-Qur'an merupakan penyembuh (syifa) yang paling utama, baik untuk penyakit rohani maupun jasmani. Keampuhan Al-Qur'an sebagai obat dibuktikan melalui kisah para sahabat yang merukiah seorang pemimpin kabilah yang tersengat hewan beracun hanya dengan membacakan Surah Al-Fatihah hingga sembuh total ([01:59:35]).

 

Terakhir, dijelaskan mengenai syarat-syarat agar pengobatan dengan Al-Qur'an (ruqyah syar'iyyah) dapat efektif. Keefektifan ruqyah tidak hanya bergantung pada ayat-ayat yang dibaca, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama: keyakinan dan penerimaan yang kuat dari orang yang diobati, serta kekuatan iman dan tekad dari orang yang merukiah (peruqyah) ([02:20:14], [02:20:44]). Jika salah satu dari dua faktor ini lemah, maka kesembuhan bisa jadi tertunda.

 

Faidah-Faidah Lengkap dan Detail Beserta Waktunya:

 

1.     Pentingnya Semangat dalam Menuntut Ilmu dan Tidak Mudah Menyerah:

o   Setiap nikmat yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sekecil apapun, akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Hendaknya seorang Muslim tidak menjadikan halangan-halangan kecil (seperti hujan) sebagai alasan untuk tidak menuntut ilmu ([01:43]).

o   Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, meskipun dalam kondisi sakit dan menggigil, tetap diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk bangkit dan berdakwah (Surah Al-Muddatthir). Hal ini menjadi teladan agar kita tidak bermalas-malasan dalam beribadah dan menuntut ilmu ([02:12]).

o   Kebiasaan tidur yang berlebihan (misalnya total 10 jam dalam sehari) dianggap terlalu banyak dan menghabiskan hampir setengah hari, padahal tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([04:15]).

2.     Mengenal Kitab "Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa'" dan Penulisnya:

o   Kitab "Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa'" (Penyakit dan Obatnya) merupakan karya monumental dari Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah, seorang ulama besar dari mazhab Hambali dan merupakan murid kesayangan dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah ([06:09]).

o   Penulisan yang benar adalah "Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah" atau cukup "Ibnul Qayyim" saja ([06:17]).

o   Latar belakang penulisan kitab ini adalah adanya pertanyaan dari seseorang yang diuji dengan musibah besar yang merusak dunia dan akhiratnya, di mana setiap kali ia berusaha menolak musibah tersebut, usahanya justru membuatnya semakin parah ([07:07]).

3.     Prinsip Dasar Pengobatan dalam Islam: Setiap Penyakit Ada Obatnya:

o   Berdasarkan hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu dan Imam Muslim dari Jabir Radhiyallahu Anhu, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit kecuali Allah juga menurunkan obatnya." ([01:05:24]).

o   Bahkan penyakit ganas seperti kanker pun diyakini memiliki obatnya, dan obat yang paling efektif adalah Al-Qur'anul Karim. Di Jerman, terapi dengan murattal Al-Qur'an bahkan digunakan untuk membantu penyembuhan kanker ([01:14:05]).

o   Sikap optimis dan prasangka baik kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sangat penting dalam menghadapi penyakit, karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memperlakukan hamba-Nya sesuai dengan prasangka hamba tersebut kepada-Nya ([01:15:00]).

o   Satu-satunya penyakit yang tidak memiliki obat adalah tua (al-haram), yaitu kondisi pikun dan fisik yang sudah sangat renta. Ini adalah ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala bagi seluruh makhluk-Nya ([01:21:22]).

o   Munculnya uban merupakan salah satu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala tentang dekatnya ajal dan merupakan tanda penuaan. Sungguh tercela jika seseorang yang sudah beruban masih gemar melakukan maksiat ([01:26:15], [01:27:55]).

o   Siklus kehidupan manusia yang diciptakan lemah, kemudian menjadi kuat di masa muda, dan kembali lemah di masa tua, membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang sangat lemah di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala ([01:29:05]).

4.     Obat Penyakit Kejahilan (Kebodohan): Bertanya dan Semangat Belajar:

o   Kejahilan atau kebodohan adalah sebuah penyakit, dan obatnya adalah dengan bertanya kepada ahlinya (para ulama) ([01:30:01]).

o   Para imam besar seperti Imam Malik, Imam Asy-Syafi'i, dan Imam Ahmad Rahimahumullah pada awalnya juga tidak mengetahui apa-apa, namun mereka memiliki semangat belajar yang luar biasa, berbeda dengan kita yang seringkali malas ([01:30:22]).

o   Kisah semangat Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah yang telah hafal kitab Al-Muwatta' karya Imam Malik Rahimahullah sebelum berguru kepadanya, bahkan beliau sampai mencatat ilmu di telapak tangannya karena tidak memiliki kertas, menunjukkan semangatnya yang membara dalam menuntut ilmu ([01:31:11]).

o   Pentingnya untuk mencatat ilmu yang didapat, karena hafalan orang awam pada umumnya mudah hilang. Para ulama hadis memiliki dua metode dalam menjaga hadis, yaitu dengan kekuatan hafalan dan kekuatan catatan ([01:36:27], [01:36:55]).

o   Berdasarkan hadis dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu Anhu mengenai seorang sahabat yang meninggal karena salah fatwa (dianjurkan mandi padahal sedang luka parah), Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Mengapa mereka tidak bertanya jika mereka tidak tahu?" Hal ini menunjukkan betapa bahayanya berfatwa tanpa didasari ilmu ([01:40:23], [01:42:02]).

o   Mengucapkan "Allahu A'lam" (Allah Lebih Mengetahui) ketika tidak mengetahui jawaban suatu permasalahan adalah setengah dari ilmu ([01:43:09]).

o   Kisah Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma yang berhasil meraih kedudukan ilmu yang tinggi adalah karena beliau memiliki "lisan yang gemar bertanya dan hati yang gemar berpikir" ([01:46:24]).

o   Berpikir dalam Islam menggunakan hati (qalb/jantung), bukan hanya otak. Orang yang hatinya kotor (penuh penyakit hasad, dengki, dll.) tidak akan lurus pemikirannya. Kebersihan hati lebih penting daripada kecerdasan otak untuk dapat meraih ilmu yang bermanfaat ([01:47:12], [01:50:02]).

o   Pertanyaan yang diajukan hendaknya pertanyaan yang bermanfaat, bukan pertanyaan yang tidak perlu atau hanya untuk menguji dan menjatuhkan orang lain ([01:51:39]).

5.     Al-Qur'an sebagai Penyembuh (Asy-Syifa):

o   Al-Qur'an merupakan sebab utama kesembuhan bagi manusia ([01:52:59]).

o   Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surah Fussilat ayat 44 bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk (hudan) dan sebab kesembuhan (syifa) bagi orang-orang yang beriman ([01:53:06]).

o   Hikmah diturunkannya Al-Qur'an dalam bahasa Arab adalah karena bahasa Arab bersifat jami' (ringkas namun padat maknanya) dan mampu mencakup segala hal ([01:53:41]).

o   Banyak kaum Muslimin yang tidak mau membuka Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup, atau membukanya namun tidak memahami isinya, sehingga mereka tersesat ([01:56:29]).

o   Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pernah mengadukan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengenai kaumnya yang menjadikan Al-Qur'an sebagai sesuatu yang ditinggalkan (mahjuro) ([01:57:33]).

o   Al-Qur'an juga berfungsi sebagai obat untuk penyakit fisik dan rohani (kejiwaan) ([01:58:48]).

o   Hadis dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu tentang rombongan sahabat yang berhasil merukiah seorang tokoh kampung yang tersengat hewan beracun hanya dengan membacakan Surah Al-Fatihah, dan tokoh tersebut sembuh total, menjadi bukti nyata keampuhan Al-Fatihah sebagai ruqyah syar'iyyah ([01:59:35], [02:04:34]).

o   Para sahabat meminta upah berupa kambing atas jasa ruqyah tersebut karena mereka tidak dijamu sebagai tamu. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam membolehkan upah tersebut dan bahkan meminta bagiannya, yang menunjukkan bahwa menerima upah dari hasil merukiah adalah halal ([02:03:30], [02:06:33]).

o   Surah Al-Fatihah adalah surah yang paling agung di dalam Al-Qur'an, dan Ayat Kursi adalah ayat yang paling agung di dalam Al-Qur'an ([02:08:08]).

o   Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah secara pribadi pernah mengobati dirinya sendiri di Mekah dengan membaca Surah Al-Fatihah dan merasakan dampak kesembuhan yang menakjubkan. Beliau bahkan menyarankan metode ini kepada orang lain yang sakit dan mereka pun sembuh ([02:11:23]).

o   Membaca Al-Qur'an adalah metode terapi yang paling mudah, paling ringan, dan tidak membutuhkan biaya sama sekali ([02:10:46]).

o   Penyakit kejiwaan (seperti stres, depresi, atau gila) rentan didekati oleh setan karena penderitanya cenderung suka menyendiri. Dianjurkan untuk senantiasa berjamaah (seperti shalat berjamaah atau mengikuti kajian ilmu) karena setan akan lebih jauh dari jamaah dan lebih dekat dengan orang yang sendirian ([02:12:32]).

o   Waktu maghrib adalah waktu di mana setan mulai menyebar, sehingga anak-anak harus ditahan di dalam rumah. Sebaliknya, tengah malam adalah waktu di mana malaikat menyebar, dan suara ayam berkokok di malam hari menandakan bahwa ayam tersebut melihat malaikat ([02:20:00]).

6.     Syarat-Syarat Keefektifan Pengobatan dengan Al-Qur'an (Ruqyah):

o   Ayat-ayat Al-Qur'an, hadis-hadis, zikir, dan doa memang merupakan sebab kesembuhan, namun agar efektif, dibutuhkan penerimaan dan keyakinan yang kuat dari orang yang diobati ([02:20:14]).

o   Selain itu, dibutuhkan pula kekuatan tekad dan pengaruh positif dari orang yang merukiah (peruqyah) ([02:20:44]).

o   Kisah Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah yang mengirimkan sandalnya untuk merukiah orang yang kesurupan, dan jin tersebut takut padanya, menunjukkan betapa besar pengaruh dan kekuatan iman seorang peruqyah ([02:21:02]).

o   Kisah Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu yang sangat ditakuti oleh setan menunjukkan kekuatan dan ketegasan imannya. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Tidaklah Umar melewati sebuah jalan (lorong) kecuali setan akan mencari jalan yang lain selain jalannya Umar." ([02:23:17], [02:24:23]).

o   Jika kesembuhan dari ruqyah tertunda, hal itu bisa disebabkan oleh dua faktor utama:

§  Lemahnya pengaruh peruqyah: karena imannya lemah, memiliki sifat penakut, banyak melakukan maksiat, atau suka berbuat zalim ([02:32:25]).

§  Orang yang dirukiah tidak memiliki keyakinan akan sembuh: ia bersikap pesimis dan menolak kesembuhan dari dalam dirinya ([02:32:41]).

o   Dampak ini serupa dengan pengobatan medis/kimiawi; jika pasien tidak yakin atau dokter kurang ahli atau salah memberikan dosis, maka obat tersebut bisa jadi kurang berpengaruh ([02:34:30]).

o   Saat hendak merukiah, penting bagi peruqyah untuk memberikan wejangan dan nasihat terlebih dahulu kepada pasien, mengingatkan bahwa penyakit datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan kesembuhan pun hanya datang dari-Nya ([02:35:12]).

7.     Penutup dan Nasihat Akhir:

o   Ustadz berharap dapat melanjutkan dan menuntaskan kajian kitab "Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa'" ini di kesempatan lain, karena dalam Islam ada prinsip untuk menuntaskan suatu pekerjaan yang sudah dimulai ([02:35:51]).

o   Beliau menganjurkan jamaah untuk memiliki kitab "Ad-Daa' Wa Ad-Dawaa'" dan rajin mencatat faedah-faedah yang didapat, agar kitab tersebut tidak hanya menjadi pajangan namun benar-benar dipelajari ([02:36:34]).

o   Dari Sesi Tanya Jawab:

§  Mengenai dai yang tidak direkomendasikan: Hendaknya berhati-hati dan tidak cepat memvonis, karena bisa jadi itu adalah bisikan setan untuk memecah belah umat. Selama dai tersebut berada di atas sunnah dan memiliki rekam jejak yang baik, jangan mudah terpengaruh dengan tuduhan negatif. Mengingat hadis tentang vonis kafir, munafik, atau ahli bid'ah yang bisa kembali kepada orang yang memvonis jika tuduhan tersebut tidak benar ([02:40:08]).

§  Mengenai amanah mengurus usaha kakak yang sudah meninggal: Kewenangan dalam mengelola usaha tersebut (termasuk mempekerjakan atau memberhentikan pegawai) bergantung pada akad awal antara yang bertanya dengan almarhum kakaknya. Jika ia hanya sebagai pegawai, maka usaha tersebut adalah harta warisan milik keluarga almarhum ([02:41:40]).

§  Mengenai ruqyah untuk penyakit Skizofrenia: Disarankan untuk terus melanjutkan ruqyah secara kontinyu dan memiliki keyakinan penuh akan datangnya kesembuhan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, merujuk pada hadis bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Pembahasan lebih lanjut mengenai sebab-sebab tertundanya doa atau kesembuhan akan dibahas pada pertemuan berikutnya ([02:42:58]).

Semoga rangkuman dan faidah-faidah ini memberikan manfaat yang besar.

Contact Me

Adress

Ma'had Imam Al-Albani, Prabumulih, Sumsel

Phone number

+62 89520172737 (Admin 'Lia')

Website

www.abdurrahmanalamiry.com